MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Harga beras di Kota Malang tercatat mengalami fluktuasi sejak Hari Raya Idul Adha lalu. Hingga kini, tren harga masih naik-turun dan belum menunjukkan kestabilan.
Kondisi ini berdampak langsung pada aktivitas perdagangan. Sejumlah pedagang mulai mengurangi penyerapan pasokan karena khawatir merugi. Bahkan, beberapa kios terpantau kehabisan stok. Salah satunya diungkapkan Misianto, pedagang sembako di Pasar Besar Malang (PBM). Ia menyebut harga beras medium kemasan 5 kilogram merek Mentari mengalami kenaikan dari Rp 75 ribu menjadi Rp 77 ribu.
“Yang medium ini naik Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribuan. Jadi Rp 77 ribu ini sekarang. Kalau penyebabnya kami tidak tahu ya, ini padahal sebenarnya stoknya ada banyak kalau kami lihat di produsen,” papar Misianto, Rabu (9/7) kemarin.
Dijelaskannya, penjualan beras kini cenderung stagnan. Konsumen lebih memilih beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) karena harganya lebih murah. Namun di sisi lain, pasokan beras SPHP dari Bulog di pasar juga terbatas.
“Biasanya kami nyetok 4 ton satu minggu bisa 2 sampai 3 kali. Kalau ini stok di kios sisanya 1 ton saja. Pembeli datang juga masih cari beras SPHP tapi dari Bulog berkurang jadi yang beli menurun menurut saya seperti itu,” tegasnya.
Penurunan pembelian selama dua pekan terakhir, menurut dia, sudah mencapai 50 persen. Kondisi inilah yang membuatnya memilih untuk menunda restok beras.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi menyatakan ketersediaan pangan di Kota Malang sejauh ini masih terkendali. Termasuk beras, yang menurutnya tersedia cukup, terlebih karena musim panen masih berlangsung.
“Ketersediaan masih aman, kebutuhan pangan masih stabil. Kami perlu koordinasi kembali untuk memantau kondisi di pasar termasuk harga-harganya nanti dengan dinas terkait,” tegas Slamet. (ica/aim)