MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Harga beras di pasaran mulai merangkak naik. Hal tersebut terjadi sejak beberapa hari terakhir. Harga jual gabah dari petani disebut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga beras. Sebab, para petani yang masih mau memasuki masa tanam menyebabkan stok bahan baku mengalami siklus penurunan di pasaran.
Dalam data Sistem Ketersediaan Perkembangan Harga Pokok (Siskaperbapo) Provinsi Jatim, beras Medium perkilogramnya di angka Rp 10.790 pada Senin (4/9). Sedangkan sehari sebelumnya di angka Rp 10.590, atau naik sekitar 1,89 persen. Sedangkan beras Premium perkilogramnya di angka Rp 14.000 dari sebelumnya Rp 13.430 atau naik 0,21 persen.
Dalam beberapa hari sebelumnya yakni 1 September 2023 beras medium di angka Rp 10.200, dan beras premium di angka Rp 13.460. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi mengatakan, hal yang sama juga terjadi di daerah lain.
Dimana terjadi kenaikan namun masih diambang harge eceran tertinggi (HET). Ia mengklaim harga jual gabah kering petani yang juga tinggi menjadi alasan. “Masih dibawah HET untuk beras medium Rp 10.900. Kenaikan ini disinyalir adanya kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan padi yang semula Rp 6.000 kilogram naik di kisaran Rp 7.100 perkilogramnya,” kata Mahila, kemarin.
Menurutnya, rata-rata penjualan beras medium di kisaran Rp 10.700 perkilogramnya sedangkan HET 10.900. Untuk premium di kisaran Rp 13.000 perkilogram dengan HET Rp 12.900 perkilogram. Untuk mengantisipasi terus terjadi inflasi, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah taktis. Salah satunya Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras.
“Sesuai arahan pemerintah provinsi, penyaluran beras SPHP ke pedagang pasar rakyat dan toko swalayan dilakukan. Saat ini dalam proses koordinasi,” jelasnya. Selain itu, gerakan langan murah juga dilakukan oleh Badan Pangan Nasional melalui Dinas Ketahanan Pangan. Operasi pasar beras masih dikoordinasikan menunggu kesiapan Bulog sebagai penyedia.
Masalah harga naik dibenarkan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Avicenna Medisica Sani Putera. Ia menyebut masa tanam yang baru dimulai, cenderung tidak serentak menjadi salah satu yang mempengaruhi harga. Sebab, ketersediaan masih bergantung pada panen musim lalu. (tyo/mar)