MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kota Malang mencatat deflasi sebesar 0,21 persen pada Mei 2025. Penurunan ini dipicu oleh turunnya harga sejumlah komoditas bahan pokok, seperti cabai rawit dan bawang.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang mengalami deflasi 0,21 persen (month to month/mtm). Sebelumnya, pada April 2025, Kota Malang mencatat inflasi sebesar 1,07 persen (mtm).
“Dengan angka ini, secara tahunan Kota Malang mencatat inflasi sebesar 1,36 persen (year on year/yoy). Deflasi IHK pada Mei 2025 terutama didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -0,24 persen,” terang Febrina, Rabu (4/6).
Lima komoditas utama yang menjadi penyumbang deflasi terbesar adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, bawang putih, dan emas perhiasan. Penurunan harga cabai dan bawang disebabkan oleh meningkatnya pasokan karena musim panen di berbagai sentra produksi.
“Sedangkan penurunan harga bawang putih terjadi akibat meningkatnya realisasi impor. Sementara harga emas perhiasan menurun karena adanya normalisasi harga emas di pasar global,” jelas Febrina.
Meski demikian, lanjutnya, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga pada sejumlah komoditas lainnya. Di antaranya tomat, tarif pulsa ponsel, beras, sawi hijau, dan ketimun.
Kenaikan harga tomat, sawi hijau, dan ketimun dipicu oleh terbatasnya pasokan akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung. Sedangkan harga beras naik karena berakhirnya masa panen raya, yang menyebabkan pasokan gabah menurun.
“Sementara kenaikan tarif pulsa ponsel terjadi pasca berakhirnya kebijakan penurunan tarif internet selama masa arus mudik Lebaran 2025 yang sempat diberlakukan pemerintah,” pungkasnya. (ica/aim)