.
Friday, November 22, 2024

Harga Minyak Goreng Curah Segera Sesuai HET

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Minyak goreng di Indonesia sempat langka dan harganya mahal. Mengatasi hal tersebut, pemerintah mengambil beberapa kebijakan, salah satunya adalah menyetop ekspor Crude Palm Oil (CPO) cs pada 28 April 2022.

Pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah sebesar Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram.

Menurut Presiden Jokowi, jika harga minyak goreng curah seminggu terakhir sudah mendekati HET. Ia pun menyebut harga minyak goreng curah akan sesuai HET Rp 14 ribu.

“Tapi Alhamdulillah selama seminggu ini saya cek di pasar-pasar sudah Rp 14 ribu- Rp 16 ribu. Sebentar lagi akan semuanya Rp 14 ribu yang curah,” katanya dalam silaturahmi dengan Relawan Tim 7 di di E-Convention Ancol, Sabtu (11/6) kemarin.

Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), tingginya harga minyak goreng di Indonesia disebabkan oleh pasokan dalam negeri yang kurang. Stok minyak yang seharusnya dipakai memenuhi kebutuhan dalam negeri justru diekspor ke pasar luar.

“Kenapa naik harga minyak itu? Karena harga di luar (negeri) jauh lebih tinggi, Rp 30 ribu – Rp 40 ribu. Kita semuanya tidak dipakai memasok dalam negeri, tapi dipakai masok ke ekspor,” imbuhnya.

Jokowi menambahkan, saat pasokan minyak goreng berkurang maka harga pasti naik. Berlaku hukum ekonomi supply and demand yang terjadi pada kisruh minyak goreng di Indonesia.

Naiknya harga minyak goreng menyebabkan keramaian di masyarakat. Jokowi menyatakan hal tersebut menyebabkan aksi demonstrasi yang berlangsung berminggu-minggu.

Sementara itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah akan menghapus minyak goreng curah. Sebagai gantinya, minyak goreng yang beredar adalah kemasan sederhana. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengungkapkan idealnya aturan tersebut baru bisa diberlakukan 5-6 bulan ke depan.

“Dalam tempo 5-6 bulan seharusnya sudah bisa dilakukan. Jangan dikebut dalam tempo 2-3 bulan,” katanya.

Salah satu yang menjadi pertimbangannya adalah terkait ketersediaan mesin pengemasan minyak goreng. Bisa saja mesin itu disediakan dalam waktu cepat, tapi nantinya harganya akan sangat tinggi.
“Itu penghasil mesin dari luar negeri dengan senang hati menaikkan harganya. Kita lagi yang rugi. Itu juga kita harus hati-hati melihat itu,” ujar dia.

Alasan lainnya, adalah terkait ukuran minyak goreng kemasan. Berbagai ukuran minyak goreng kemasan harus bisa disiapkan tidak hanya ukuran 1 liter, tapi juga ada yang untuk ukuran setengah liter, bahkan 5 liter.

Sahat mengatakan ukuran minyak goreng setengah liter itu kerap dibeli oleh masyarakat yang kurang mampu. Sementara 5 liter perlu disiapkan untuk beberapa jenis pedagang, seperti pedagang kerupuk. Lebih lanjut, ia menambahkan, lebih dari 2 juta ton per tahun kebutuhan minyak goreng curah. Maka dari itu, manajemen pengemasannya perlu dilakukan dengan baik. (dtc/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img