Jembatan Tlogosaxo Tuntas, Bisnis Properti Menggeliat
MALANG POSCO MEDIA – Jembatan Tlogomas-Saxophone (Tlogosaxo) lebih dari solusi kemacetan. Jembatan yang rencananya diresmikan pekan ini mendongkrak kenaikan harga lahan di sekitarnya. (baca grafis di Koran Malang Posco Media)
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Malang Raya Suwoko menjelaskan sejak Juni 2021 lalu harga tanah di Kelurahan Tlogomas kian melonjak. Jika sebelumnya Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per meternya, kini menjadi Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per meter. Diprediksi harga tanah dan properti kian naik signifikan di waktu-waktu mendatang.
“Kenaikan harga sudah terjadi sejak adanya pengumuman akan dibangun jembatan itu. Kebanyakan untuk sektor properti,” ujarnya.
Hal ini juga berdampak pada investor yang mengembangkan bisnis properti. Saat ini sudah ada tiga developer yang mengembangkan lahan dan properti di kawasan tersebut.
“Masih dalam sektor perumahan. Proses pembelian lahan juga dipercepat sejak 2021 lalu. Per developernya kini memiliki lima hingga 10 hektare lahan,” katanya kepada Malang Posco Media.
Jembatan Tlogosaxo sangat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi hingga ke daerah Karangploso. Ditambah lagi lokasi jembatan yang berada di sekitar lingkungan kampus. Terutama di Kelurahan Tlogomas yang akan memiliki dampak besar.
“Dengan adanya akses maka sektor perekonomian tumbuh. Pasti akan ada banyak kafe dan resto yang bermunculan. Ditambah lagi daerah ini merupakan area kampus yang banyak pendatangnya,” ungkap Suwoko.
Hal ini juga berpengaruh kepada perekonomian warga sekitarnya. Banyaknya bisnis yang muncul akan membuka lapangan pekerjaan baru. Sehingga perekonomian makin menggeliat.
“Mudahnya akses dapat menarik wisatawan luar kota. Ditambah lagi daerah ini berada di jalur menuju Kota Batu,” kata dia.
Kendati Jembatan Tlogosaxo akan diresmikan Kamis (24/2) pekan ini, masih ada sarana dan prasarana lalu lintas (lalin) yang belum dilengkapi. Yakni belum terpasangnya lampu kedip jembatan dan belum adanya garis marka putus-putus. Ini diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Heru Mulyono SIP MT, Senin (21/2) kemarin.
“Iya lampu kedip belum dipasang. Lalu marka garis jalan masih solid belum putus-putus,” kata Heru saat ditemui di Balai Kota Malang kemarin.
Dijelaskannya Unit Lampu Kedip seharusnya terpasang di tiap pintu akses masuk jembatan. Yakni di dua sisi mulut jembatan baik dari akses masuk Jalan Tlogomas maupun Jalan Saxophone. Lampu Kedip dibutuhkan sebagai penanda bagi pengendara yang melintas.
Penanda bahwa terdapat persimpangan baru yang akan dilewati pengendara.
Hal ini penting untuk memastikan pengendara mengetahui arus kendaraan yang akan keluar masuk dari jembatan.
“Lalu marka putus-putus juga. Saat ini kan masih solid (garis tidak putus), nanti dibuat putus-putus karena fungsi itu jalan tembus dan dua arah. Dan pengendara bisa melewati satu sama lain,” tegas mantan Camat Klojen ini.
Dijelaskannya alasan sarana prasasarana lalin ini belum bisa terpasang karena membutuhkan izin pemasangan ke Provinsi Jawa Timur. Pasalnya terdapat kewenangan salah satu kawasan jalan yang dimiliki provinsi. Yakni Jalan Raya Tlogomas.
Jalan Raya Tlogomas lanjutnya merupakan jalan milik provinsi atau Jalan Provinsi. Sedangkan jalan di atas jembatan hingga Jalan Saxophone adalah jalan kota atau di bawah kewenangan Pemkot Malang.
“Kami izin dulu, karena yang di Tlogomas milik provinsi. Kami sudah komunikasikan, tinggal menunggu surat izin resminya turun dan bisa kita pasang. Paling tidak butuh waktu satu sampai dua hari ini,” pungkas Heru.(nit/ica/van)