.
Saturday, December 14, 2024

Harga Telur Meroket, Pemkot Siapkan BTT untuk Subsidi Ternak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Peternak ayam petelur mengeluhkan kenaikan harga pakan dan sulitnya mendapat pakan ayam petelur. Kondisi tersebut mengakibatkan harga telur ayam ras meroket sangat tinggi.

Menanggapi permasalahan itu, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewak langsung turun lapangan untuk berdialog dengan peternak ayam petelur di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo (31/3). Pada kesempatan tersebut ia menyampaikan bahwa Pemkot Batu akan memberikan subsidi bagi pakan ternak khususnya jagung.

“Hasil dari kunjungan ke peternak ayam Pemerintah berencana memberikan subsidi bagi pengadaan pakan ternak ayam petelur, khususnya jagung. Subsidi sebagai langkah menurunkan harga komoditas telur ayam ras,” ujar Aries kepada Malang Posco Media.

Selain itu dengan subsidi ini akan mendorong penurunan biaya operasional peternak. Sehingga menurunkan harga telur dipasaran dan sekaligus menekan adanya inflasi di Kota Batu.

“Subsidi pakan bagi peternak akan menggunakan anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT) APBD Kota Batu yang salah satunya difokuskan untuk pengendalian inflasi daerah,” imbuhnya.

Kemudian dalam waktu dekat ini Pemkot akan menggelar pertemuan dengan asosiasi peternak ayam ras, baik petelur maupun pedaging. Tujuannya untuk mengetahui secara up date kondisi yang dialami peternak.

Dalam kunjungan ini, Aries juga menerima laporan dari peternak ayam petelur, akan banyaknya telur berkualitas rendah dari luar yang masuk dan diperdagangkan di Kota Batu. Tentunya kondisi ini akan mengganggu hasil ternak ayam petelur asli Kota Batu dengan produk yang lebih berkualitas sesuai standar.

Dengan adanya rencana subsidi tersebut direspon baik oleh penasehat peternak ayam petelur Kota Batu, Ludi Tanarto. Menurutnya dengan adanya subsidi sangat membantu para peternak.

“Ide dari pak Pj Wali Kota sangat bagus, itu merupakan bentuk perhatian yang luar biasa kepada kami. Namun kami khawatir jika menggunakan APBD realisasi subsidi tidak berjalan cepat karena harus melalui proses-proses penganggaran dan sebagainya,” terangnya.

Melihat kondisi tersebut, lanjut Ludi bahwa sebenarnya peternak ayam memiliki solusi tanpa mengeluarkan biaya. Namun butuh ketegasan dari pemerintah yakni dengan melarang adanya peredaran telur infertil atau Hatched Egg (HR) di pasaran.

“Keberadaan telur yang membahayakan kesehatan tersebut sangat berpengaruh karena memiliki harga lebih murah. Kami berharap Pemkot Batu segera mengeluarkan kebijakan untuk penertiban peredaran telur HE sebagai langkah penting melindungi peternak ayam petelur di Kota Batu,” harapnya.

Hal itu penting dilakukan karena sejauh ini banyak ditemui peredaran telur infertil di pasar hingga pinggir-pinggir jalan dan menyebabkan harga telur anjlok dan merugikan peternak. Apalagi sesuai aturan hal tersebut dilarang Kementerian Pertanian dan sudah diatur dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017 tentang penyediaan, peredaran, dan pengawasan ayam ras dan telur konsumsi. (eri/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img