.
Friday, November 22, 2024

Harga Telur Terus Meroket

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Beberapa komoditas pasar saat ini relatif sudah berangsur stabil setelah mengalami kenaikan saat hari raya lalu, tapi masih ada harga yang malah naik. Seperti daging sapi dan daging ayam yang sempat naik, kini sudah menjadi normal. Namun begitu, kini justru komoditas telur ayam negeri yang  harganya naik signifkan.

Salah satu pedagang di Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang Destia mengatakan, untuk saat ini hanya telur ayan negeri yang mengalami kenaikan dan sudah terjadi cukup lama.

“Yang naik ini telur ayam. Sudah seminggu lalu harganya naik, itu stabil di harga Rp 27 ribu (per kilogram). Padahal sebelumnya harga telur itu hanya sekitar Rp 23 ribu (per kilogram) terus paling mahal Rp 24 ribu (per kilogram),” ujar Destia kepada Malang Posco Media, Selasa (24/5) kemarin.

Dikatakan Destia, naiknya harga telur ayam negeri saat ini memang tergolong tinggi. Sebab, tingginya harga telur ini dikhawatirkan menyamai harga telur tahun lalu, yang sempat mencapai Rp 30 ribu per kilogram.

“Ini yang paling tinggi tahun ini (harganya). Harganya ini hampir sama seperti tahun lalu, masih tinggi tahun kemarin yang naiknya sampai Rp 30 ribu per kilogram,” ungkapnya.

Kendati begitu, lanjut Destia, pihaknya tidak mengurangi jumlah pasokan telur ayam negeri di kiosnya. Sebab, dikatakan Destia minat masyarakat juga masih cukup tinggi.

“Alhamdulillah konsumen masih banyak, justru konsumen meningkat. Ini masih banyak yang cari,” tukasnya.

Sementara itu, salah satu peternak ayam di daerah Arjosari, Heri Subagio mengungkapkan mahalnya pakan ternak menjadi faktor utama. Harga pakannya bahkan naik hampir dua kali lipat.

“Biasanya satu sak itu harganya sekitar Rp 300 ribu sekian, ini sekarang sudah hampir Rp 500 ribu harganya. Terus bagaimana kalau tidak dinaikkan harganya. Saat ini permintaan dari pasar masih stabil,” ujar Heri.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Sapto Wibowo menjelaskan, sesuai berita resmi dari Sekretaris Eksekutif Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), kenaikan harga telur ayam disebabkan oleh banyaknya peternak ayam yang mengurangi populasi ayamnya. Karena tingginya biaya produksi, sehingga supply telur ke pasar berkurang sekitar 20 persen.

“Problem utama para peternak saat ini adalah mahalnya pakan ayam. Banyak pakan ayam yang sebagian masih impor, khususnya produk turunan gandum. Sementara harga gandum alami kenaikan imbas dari perang Rusia dan Ukraina,” tandasnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img