MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Salah satu motivasi yang melejitkan semangatnya bersekolah adalah kata-kata dari mendiang ayahnya. Suatu hari, saat masih di bangku sekolah dasar, Amir Hamzah pernah bolos. Tanpa alasan dia tidak bersekolah. Lalu mendiang ayahnya menasehati.
“Kita ini tidak punya apa-apa. Ayah tidak meninggalkan harta untuk kamu. Yang dapat menyokongmu kelak adalah ilmu. Maka belajarlah yang tekun,” ujar sang Ayah.
Kalimat tersebut membuat Amir tertegun. Masuk ke dalam sanubarinya. “Sejak saat itu, saya tidak pernah bolos sekolah. Dan bercita-cita untuk terus bersekolah sampai jenjang paling tinggi,” katanya kepada Malang Posco Media.
Dengan semangat itu Amir terus memantapkan langkah untuk terus belajar dan belajar. Meskipun tidak mudah. Lingkungan masyarakat yang kurang berpendidikan menjadi tantangan beratnya. Amir lahir di sebuah desa kecil di Maluku Utara. Tumbuh besar di Ternate. Di keluarga petani kecil. Dia anak bungsu dari tujuh bersaudara.
SD dan SMP selesai di Ternate. Saat itu, tahun 1970 an, mindset masyarakat di sana tentang pendidikan masih rendah. Tidak banyak yang sekolah hingga tahap SMA, apalagi perguruan tinggi.
Amir beruntung hidup di keluarga yang berpendidikan. Mengerti pentingnya pendidikan. Kakak-kakaknya mendukung untuk terus bersekolah. Terlebih setelah ayahanda tercinta meninggal dunia.
Hingga akhirnya, Amir lanjut kuliah di salah satu perguruan tinggi di Ambon, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian pada Tahun 1999. Lalu melanjutkan S2 di Universitas Brawijaya pada Tahun 2008. Lalu melanjutkan studi doktoral S3 di kampus yang sama. Hingga bergelar akademik Dr. Ir. Amir Hamzah, M.P.
Berkat ketekunannya, kini Amir Hamzah sukses mencapai jabatan Fungsional Akademik Tertinggi, menjadi Guru Besar (Profesor). Riset keilmuannya di bidang Pencemaran Tanah. Dan di struktur kampus dia menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang.
“Kuncinya kita harus tekun dan produktif. Tidak boleh pantang menyerah. Jangan diam di zona yang nyaman. Rajin melakukan penelitian dan publikasi jurnal nasional dan internasional,” terangnya.
SK Guru Besar diterimanya 1 Juni 2025 lalu. Dan pada Sabtu (23/8) hari ini, dia akan dikukuhkan sebagai Guru Besar. Prof. Dr. Ir. Amir Hamzah, M.P, merupakan profesor aktif ke-4 Unitri. Hari ini dia akan menyampaikan orasi ilmiahnya dengan judul Remediasi Logam Berat: Strategi Restorasi Kualitas Tanah untuk Penguatan Ketahanan Pangan.
Dia pun menyampaikan motivasi kepada dosen-dosen muda di Unitri. “Jangan berhenti dari apa yang kita dapat hari ini. Kejar jabatan fungsional setinggi mungkin. Jangan menunda lagi. Gunakan waktu sebaik mungkin. Saya yakin empat tahun dari jabatan lektor kepala bisa mencapai guru besar,” terangnya.
Guru besar memiliki peran penting dalam institusi perguruan tinggi. Keberadaan profesor memberikan dampak positif terhadap performa program studi dan universitas. Bahkan sangat menentukan pada agregat akreditasi.
Manfaat Guru Besar untuk institusi antara lain, Peningkatan Kualitas Akademik, Penelitian dan Publikasi, Pembimbingan dan Pengajaran, Pengembangan Kurikulum dan Reputasi Institusi. “Kehadiran guru besar dapat meningkatkan reputasi institusi perguruan tinggi di kalangan akademisi dan masyarakat,” pungkasnya. (imm/sir/lim)