MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) menggelar wisuda ke-39, Sabtu (23/7) hari ini. Diikuti sebanyak 353 wisudawan. Dengan demikian, hingga saat ini Unitri tercatat telah meluluskan sebanyak 13.405 sarjana dan magister.
Rektor Unitri Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc mengatakan, dalam wisuda ke-39 ini dia bersyukur atas keberhasilan mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya dengan baik. Ia berharap lulusan Unitri bisa terus memberikan dampak positif dan manfaat kepada masyarakat.
“Kita selalu mengajak mahasiswa berpikir mandiri. Kalau lulus harus percaya diri dalam mengabdikan di masyarakat. Tidak harus jadi pegawai, karena lulusan Unitri selama ini banyak yang jadi orang sukses di daerahnya,” ungkap Prof Eko kepada Malang Posco Media, Jumat (22/7) kemarin.
Sebagai informasi, Unitri saat ini memiliki 19 program studi. Yakni Agroteknologi, Agribisnis, Teknologi Industri Pertanian, Peternakan, Arsitektur Lanskap, Manajemen, Akuntansi, Administrasi Negara, Ilmu Komunikasi, Teknik SIpil, Teknik Kimia, Keperawatan, Profesi Ners, Kebidanan, Pendidikan Biologi, Pendidikan Guru SD, Pendidikan Matematika, Magister Ekonomi Pertanian, dan Magister Administrasi Publik. Terkelompok di dalam 7 Fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Sekolah Pasca Sarjana).
Jumlah dosen tetap di Universitas Tribhuwana Tunggadewi adalah 216 orang, 18,5 persen (38 orang) diantaranya bergelar S3 dari berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Sampai dengan Juni 2022 tercatat sebanyak ada 31 dosen yang sedang menempuh pendidikan S3 baik di berbagai perguruan tinggi di dalam negeri dan luar negeri.
“Kita juga mendatangkan pengajar praktisi. Tidak harus S2 tapi bisa saja S1. Bisa konsultan pajak, akuntan publik atau bahkan wirausaha industri. Hal ini juga menjadi bagian dari kurikulum Merdeka Belajar,” tambah Prof. Eko.
Lebih jauh, untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka itu, Prof Eko menyampaikan bahwa Unitri telah melakukan berbagai kegiatan. Misalnya seperti Kampus Mengajar, penelitian dan pengabdian, hingga pertukaran mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan mahasiswa UNITRI juga telah berpartisipasi di satuan Komponen Cadangan (Komcad) TNI AD.
“Harapannya mahasiswa itu bisa terbuka pikirannya. Jangan sampai mahasiswa orientasinya keluar itu kurang, jadi begitu keluar kaget. Nah dengan adanya Merdeka Belajar seperti ini, bisa terbuka pikirannya. Wawasannya luas. Ide nya pak Menteri ini memang sangat bagus,” beber Prof. Eko.
Selain itu, lanjut Prof Eko, Unitri kini sudah memiliki Sekolah Lapangan Konservasi Tanah dan Agroedupark di lahan seluas 9 hektar di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Sekitar 10 kilometer dari kampus utama UNITRI dan Science Techno Park pada lahan 11.000 meter persegi di dekat kampus sekitar 300 meter, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dan lulusan Unitri.
Atas nama seluruh sivitas Akademika, Prof Eko pun menyampaikan ucapan terimakasih atas perjuangan Yayasan Bina Patria Nusantara untuk pengembangan Unitri.
“Ini bisa untuk menambah kompetensi mereka. Bisa untuk praktik penelitian juga. Sekaligus di daerah situ bisa menambah juga nanti yang namanya Desa Pancasila. Nanti yang di Wagir itu sepenuhnya selesai pada tahun 2023 depan,” sebutnya.
Sementara itu, wisudawan terbaik tahun ini, Yulia Kristanti menyampaikan rasa bangganya menjadi lulusan Unitri. Dia merasa mendapat banyak hal selama menempuh studi.
Menurutnya, Unitri merupakan kampus terbaik. Dengan ribuan mahasiswa dari latar belakang suku dan budaya yang berbeda, lingkungan Unitri tetap kondusif. Para dosennya memiliki semangat tinggi dalam mengajar.
“Dan beliau semua itu kompeten sekali. Ditambah fasilitas kampus yang memadai membuat perubahan semakin asik. Saya sangat bersyukur bisa menjadi mahasiswa terbaik di kampus ini,” katanya.
Kepada Malang Posco Media, mahasiswi asli Malang ini mengungkapkan kiat-kiatnya dalam meraih sukses. Menjadi mahasiswa tidak cukup hanya sebatas kampus dan kosan. Tetapi harus berani mencoba hal-hal baru.
Selain itu, harus sadar bahwa masa depan begitu penuh tantangan. Persaingan semakin ketat. Karena itu butuh semangat dan jiwa yang optimis. “Jadilah orang yang optimis, belajar keterampilan dan keahlian baru, agar kita sukses di masa depan,” ungkapnya.
Unitri dikenal juga dengan kampus kerakyatan. Kaya akan bahasa dan budaya. Nilai-nilai itu diajarkan pada semua mahasiswanya. Sehingga menjadi pengalaman terbaik bagiereka. “Di kamosu kami bisa belajar budaya, bahasa, dari berbagai daerah yang ada di Indonesia,” ucap lulusan dari Prodi Pendikak Matematika ini.
Setelah lulus, Yulia punya rencana besar. Dia akan langsung terjun ke dunia kerja sesuai dengan jurusannya, menjadi seorang pendidik. “Harapan untuk unitri, tetap menjadi kampus kerakyatan, untuk semua kalangan dalam menempuh pendidikan perguruan tinggi,” tandasnya. (adv/ian/imm)