Pena de Portugal
Juni bulan spesial bagi saya. Karena kedua orang tua, suami, adik dan ibu mertua semuanya dilahirkan di Bulan Juni. Bulan Juni pun sebagai pertanda separuh tahun telah berjalan. Tahun ajaran sekolah juga sudah selesai. Liburan musim panas yang panjang akan segera tiba.
Suhu sudah mulai hangat, jaket musim semi telah disimpan rapi di lemari. Saatnya keluar rumah hanya memakai celana pendek, baju tipis dan siap menerima hangatnya sinar matahari secara gratis.
Bagi Bangsa Portugis, Bulan Juni merupakan bulan Santos Populares. Artinya bulan suci yang memperingati tiga orang kudus besar yang telah gugur. Yakni Santo Antonio (13 Juni), Sao Jao (24 Juni) dan Sao Pedro (29 Juni). Perayaan ini dipopulerkan oleh Bangsa Portugis di Brazil sehingga dikenal sebagai Festa Juninas atau Pesta di Bulan Juni.
Sebelum dihubungkan dengan keagamaan, festival bulan Juni ini berasal dari belahan bumi utara. Dimana menandakan matahari musim panas telah bersinar terik dan siap merayakan awal panen. Semakin meluasnya persebaran umat Kristiani, maka mereka memperoleh makna baru menjadi perayaan pesta Sao Jao yang dalam Bulan Juni juga ada Santo Antonio dan Sao Pedro.
Jumat 10 Juni 2022 merupakan Hari Portugal (Dia de Portugal, de Camoes e das Comunidades Portuguesas). Ini adalah salah satu hari libur nasional di Portugal dan dirayakan oleh orang-orang Portugis di seluruh dunia. Termasuk Bangsa Portugis yang ada di Timor Leste. Mereka mendedikasikan tahun ini dengan tema “Selamatkan Laut, Lindungi Masa Depan”.
Bangsa Portugis paham betul bahwa Portugal identik dengan keindahan laut yang langsung berbatasan dengan Samudera Atlantik. Hari Portugal merupakan hari untuk memperingati kematian Luis de Camoes pada 10 Juni 1580. Ia seorang penyair dan ikon sastra nasional Portugis.
Seluruh kota di Portugal merayakan dengan serentak dan meriah. Apalagi kota besar seperti Lisbon dan Porto. Banyak pesta dimana-mana, hampir di setiap daerah memiliki acara masing-masing. Hari Jumat, 10 Juni juga sempat pergi ke Lisbon untuk berbelanja di toko Asia. Sudah terlihat persiapan penutupan jalan karena ada parade. Kursi penonton juga telah disiapkan di sepanjang jalan dengan rapi. Teman berkata, “Lisbon tiada hari tanpa pesta.” Pesta yang sangat hidup, seluruh penduduk keluar bersama keluarga dan teman untuk makan, minum dan bersenang-senang di venue yang sudah dihiasi balon warna-warni.
Cascais, tempat kami tinggal juga mengadakan acara parade, street party, town market. Parade dimulai pukul 19.00 WEST (Western European Summer Time) dari Citadel Palace menuju Avenida D. Carlos dan berhenti di depan Hotel Baia (pusat Kota Tua Cascais). Santo Antonio Street Party dimulai pada 10 – 12 Juni nonstop dari jam 12 siang hingga 12 malam. Semakin malam, semakin ramai karena telah dipersiapkan musik untuk menghibur penonton. Pastinya suasana akan pecah karena penduduk bisa menyanyi dan menari bersama-sama.
Town market juga sangat ramai karena tersedia berbagai hidangan makan siang dan makan malam. Dari camilan snack, minuman dan makanan berat. Di dekat tempat tinggal kami juga tersedia pesta bernama Festas de Santo Antonio Tires. Berawal dari melihat story teman di Instagram yang tinggal di pusat Lisbon. Terdapat pesta kuliner yang menggiurkan di depan apartemennya. Barulah kami tahu bahwa bulan Juni adalah bulan Santos Populares. Mencari-cari info di internet dan Instagram lokasi tepat di Cascais belum ditemukan. Hingga tanpa sengaja saat keluar rumah untuk pergi ke Decathlon (brand toko olahraga kelas dunia), kami melihat acara pasar malam dari atas tol. Langsung diputuskan untuk mampir sebelum pulang ke rumah.
Alamat lengkap tidak tahu, hanya berdasarkan perkiraan lokasi yang berada di bawah jalan tol. Dengan percaya diri mengatur tujuan akhir Apple Map menuju toko “Just4buddies”. Ternyata lumayan tepat karena sebelum tiba di tempat tersebut sudah melewati festival yang dimaksud. Banyaknya pengunjung membuat lahan parkir mobil penuh. Jalan kaki sejauh 800 meter ditempuh demi bisa menikmati Festa de Santo Antonio Tires yang ternyata terletak di Av. Padre Agostinho Pereira da Silva, 2785-804 Sao Domingos de Rana.
Mirip dengan pasar malam yang ada di Indonesia. Lengkap dengan permainan anak-anak hingga wahana yang memacu adrenalin. Food truck dengan berbagai macam makanan serasa ingin dibeli semua. Permainan lotre keberuntungan untuk mendapatkan hadiah pun juga tersedia. Hingga pujasera yang menghidangkan aneka masakan seafood. Seafood makanan andalan dari Portugal yang wajib dicoba oleh turis. Rasa bumbunya yang medok dan kuat membuat masakan Portugis cocok di lidah orang Asia. Karena kebanyakan makanan bule di Eropa ini hambar alias kurang nendang rempah-rempahnya.
Churros, Farturas, Kebab, Hotdog, Burger, French Fries, Kembang Kapas, Manisan Buah, Kacang-kacangan adalah street food yang paling banyak dilihat. Banyak stand yang menjual makanan tersebut sehingga tidak perlu khawatir untuk mengantre panjang. Minuman-minum segar aneka warna ingin dicoba tapi sayangnya mengandung alkohol. Cukup minum bekal air putih saja. Roti baguette atau sandwich menjadi salah satu alternatif dinner yang sangat membuat kenyang. Terdapat berbagai varian isi daging, ham, keju. Lebih aman beli Pao Com Todos yang katanya sudah berdiri sejak tahun 1995 dengan isi coklat. Rotinya besar, super kenyang seharga 4,5 Euro (1 Euro : Rp 15.500).
Bosan dengan Padaria Portugis atau roti-roti manis seperti Pastel de Nata, beralih ke French Fries dengan ukuran panjang. Dua putra kami, DoubleZ suka sekali dengan kentang goreng yang bertoping mayo, cheese dan barbeque sauce. Sebelum pulang sempatkan membungkus Farturas. Mirip seperti cakwe/cakue. Bedanya kalau cakwe/cakue rasanya asin, farturas rasanya manis karena setelah digoreng langsung dibalurkan ke bubuk gula dan cinnamon. Jangan tanya kalorinya, sudah deep fry ditambah aneka gula lagi. Hahaha.
Aneka wahana mamacu adrenalin tidak ada satupun yang menarik di hati. Ngeri dan takut rasanya! Hanya bombom car dan mainan mobil-mobilan saja yang dicoba oleh Zirco. Sekali main cukup membayar 2-3 Euro. Setiap wahana tersedia loket tiket. Sehingga beli tiket secukupnya, tidak ada tiket terusan. Herannya meskipun banyak wahana ekstrim, tapi sangat jarang penumpang yang teriak-teriak. Naik wahana yang diputer-puter 180 derajat pun tetap santai. Hebat sekali orang lokal sini. Kalau saya yang naik mungkin sudah muntah-muntah, keringat dingin, atau mungkin pingsan ya. Hehe. Datang ke festival seperti ini sudah seperti liburan. Hari sudah larut, matahari belum terbenam, angin sudah kencang, saatnya pulang. Selamat Hari Portugal seluruh kawan Portugis di dunia. (opp/van)