Aksi Angkat Poster dan Foto Keluarga Korban Kanjuruhan
MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Insiden mewarnai kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pasar Bululawang, kemarin. Belasan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang hendak menyampaikan aspirasi melalui foto korban dan pesan dalam poster dihalangi aparat pengamanan.
Poster yang mereka bawa sempat dirampas dan dilarang melanjutkan aksinya. Bahkan, di beberapa media sosial, muncul ketegangan antara aparat yang berjaga dengan keluarga korban Kanjuruhan. Devi Athok, keluarga korban Kanjuruhan asal Bululawang, mengaku dia dan belasan keluarga korban berdiri di pinggir jalan raya Bululawang.
“Saya dan mayoritas perempuan keluarga korban Kanjuruhan mengangkat sejumlah poster berisi permintaan ke pak Jokowi saat iring-iringan Forkopimda mendekati pasar Bululawang. Kami juga tunjukkan foto anak dan keluarga yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan,” ucap ayah dari almh. Natasya dan almh. Nayla Deby kepada wartawan di rumahnya.
Sayangnya, aksi ini diketahui beberapa personel TNI dan Polri yang mengamankan lokasi, aksi mereka dihentikan sebelum sempat ditunjukkan kepada rombongan Presiden Jokowi. “Kami tidak ada orasi. Hanya ingin menyampaikan aspirasi melalui tulisan dan foto serta menagih janji presiden untuk mengusut tuntas pelakunya,” paparnya.
Sempat terjadi adu mulut oleh keluarga korban yang tak terima aksinya dihentikan dengan aparat TNI/Polri. Beberapa poster foto diminta. Petugas meminta poster dan foto korban tidak diperkenankan ditunjukkan ketika rombongan Presiden Jokowi melintas. “Siapa yang tidak marah, orang tua pegang gambar anaknya, lalu dirampas,” tambahnya.
“Sempat ada yang mau ditangkap kalau saya tidak kesana mencegah,” sesalnya lagi. Dia bersama para keluarga korban hendak menyampaikan permohonan kepada Jokowi untuk membantu kelanjutan kasus menaikkan laporan B ke penyidikan. Devi Athok juga berharap agar renovasi Stadion Kanjuruhan ditunda agar bisa difungsikan untuk rekonstruksi kejadian di TKP.
“Rupanya pemerintah belum mendengar, Ini tadi ada upaya menghalangi kita, tulisan poster dirampas, tulisan itu isinya mohon bantu pak Jokowi agar kasus Kanjuruhan diusut tuntas, juga Pak Erick Thohir sebagai ketua PSSI,” kata Devi Athok. Dia sendiri mengaku mendapat intimidasi dari aparat kepolisian dan TNI di rumahnya, sehari sebelum kedatangan Jokowi.
Ia dan keluarganya merasa tidak nyaman lantaran rumah yang didiaminya dijaga oleh personel keamanan dan segala gerak geriknya diikuti. “Dengan adanya kejadian ini kami akan lapor ke LPSK karena sudah mencederai hukum, saya cari keadilan, tidak cari apa apa,” tutupnya sambil berapi-api. (tyo/mar)