MALANG POSCO MEDIA- URIP iku urup, yang berarti hidup itu nyala. Sehingga dalam hidup ini hendaknya dapat memberi manfaat bagi orang lain. Dan, semakin besar manfaat yang dapat kita berikan, tentu akan lebih baik.
Demikian falsafah hidup tokoh pelestari budaya, Ki Drs Wahyu Widayat SH kepada Malang Posco Media, Sabtu (22/7). Pria ramah ini menambahkan, manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.
“Jauhkan hidupmu dari perasaan iri dan dengki. Dengan demikian ukuran kemuliaan hidupmu akan terukir indah dengan sendirinya,’’ pesan pria kelahiran Malang 15 Februari 1960 yang juga merupakan tokoh lintas komunitas ini.
Sebagai pemangku padepokan EYANG PANJI berpusat di Perumahan Taman Janti, Gadang Kota Malang, Wahyu Widayat selalu aktif terus menggali dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Jawa. Agar tidak punah tergerus arus globalisasi.
‘’Sedangkan EYANG PANJI adalah singkatan dari Eling Yakin Amanah Nugrahaning Gesang Piwulang Luhur Amerangi Napsu Amrih Jejege Iman. Artinya, kita harus selalu berbudi luhur untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan, sebagai pengingat bahwa Tuhan adalah Maha Segalanya,’’ urai Wahyu, sapaan akrabnya.
Kerja keras suami Ny Winar Wahyu ini untuk terus melestarikan budaya Jawa tidak sia-sia belaka. Padepokan EYANG PANJI terus berkembang.Kini memiliki ribuan jamaah tersebar di seluruh pelosok Tanah Air bahkan hingga di luar negeri.
‘’Banyak jamaah kami yang menganut agama berbeda. Tapi di padepokan EYANG PANJI ini kami dapat selalu menciptakan kerukunan bangsa dan umat beragama. Caranya, adalah dengan mensinergikan budaya dan agama. Guna mewujudkan masyarakat berbudaya yang beragama dan juga masyarakat beragama yang berbudaya,’’ urainya.
Ayah empat putra ini berharap upaya pelestarian budaya seperti ini dapat terus membuahkan hasil maksimal. ‘’Kuncinya adalah kita harus selalu sabar, jujur dan suka menolong sesama,’’ tandas Wahyu. (nug/van)