.
Sunday, December 15, 2024

Hidup di Luar Negeri Banyak Tantangan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Gaji besar, sekolah gratis, fasilitas kesehatan oke, udara bersih, air kran bisa langsung diminum, selalu dihargai apapun profesinya, belajar banyak budaya, dapat tunjangan tambahan untuk anak, hukum dan aturan jelas, lingkungan lebih aman, fasilitas umum bersih, bisa simpan banyak tabungan, produktif kerja, produktif liburan, mental health diutamakan, transportasi publik sangat mumpuni. Dimanakah alasan diatas yang kira-kira menggiurkan untuk tinggal di luar negeri untuk mendapatkan life quality terbaik? Apakah benar tinggal di luar negeri lebih indah?

DoubleZ yang selalu ikut belanja ke supermarket di dalam mall


Pengalaman di Swiss dan Portugal selama 3 tahun ini memang menjadi momen yang tidak bisa dilupakan. Seakan masih bermimpi bagi kami berempat yang bisa mendapatkan pengalaman melihat dunia di belahan bumi seberang. Masya Allah. Rencana Tuhan memang yang paling sempurna. Melihat kumpulan foto di galeri hp yang tersimpan sejak tahun 2020. Mengenang detik-detik sebelum keberangkatan DoubleZ berpetualang di Eropa. Zirco masih umur 4,5 tahun dan Zygmund masih 10 bulan. Pantas saja para kakek nenek DoubleZ sudah kangen berat. Sekarang mereka sudah hampir 8 dan 4 tahun.

DoubleZ sudah merasakan merantau 3 tahun di Eropa


Selama di Indonesia hampir tidak pernah ikut belanja ke pasar tradisional untuk beli ayam, ikan, daging, atau sayur. Belanja ke supermarket bisa cuma sebulan sekali. Langsung mborong semuanya. Namun sejak tinggal di Swiss dan Portugal kegiatan belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah wajib dilakukan setiap minggu dengan mengontrol budget. Pasar tradisional dan supermarket ada semua disini. Kami lebih nyaman untuk belanja di supermarket. DoubleZ betah menemani belanja. Zirco sudah punya list belanjaan sendiri juga.

Awal merantau serasa stres melihat harga mahal di supermarket


Bahkan di Swiss supermarket hanya buka dari senin – sabtu. Itu pun hari sabtu hanya setengah hari. Jadi saat belanja harus benar-benar dicatat kebutuhannya apa. Pernah susu formula Zygmund habis dan kala itu hari minggu. Langsung shock seketika karena semua supermarket dan apotek tutup. Akhirnya kami menemukan 2 supermarket kecil yang buka karena letaknya di dalam stasiun. Fyuuuh, semenjak itu kami tidak terlalu deg deg an lagi kalau butuh urgent.

Aneka lombok yang bisa dibeli di supermarket


Beda dengan di Portugal, supermarket buka selama 7 hari dan sampai malam. Rata-rata tutup jam 22.00 WEST (Western European Summer Time). Kalau supermarketnya ada di mall maka buka sampai jam 23.00 WEST. Tips belanja saat sedang merantau di negeri orang adalah jangan semua-semuanya dikonversikan ke rupiah. Karena jelas 4x lebih mahal. 1 bulan pertama sudah pasti stress gak karuan. Sehingga sangat sering kami belanja mencari produk yang termurah, hahaha. Produk yang termurah biasanya dengan merek si supermarket itu sendiri. Misal belanja di Indomaret, maka hampir semua belanjaan kami mereknya Indomaret, kalau membeli merek Indofood/Unilever itu sudah mewah.

Apartemen yang nyaman selalu menjadi tempat kami untuk merayakan pesta ulang tahun


Bawa tas belanjaan berat plus dorong stroller sambil berlari-lari mengejar bis dan metro di Swiss adalah hal yang biasa. Namun tidak biasa di Portugal. Rata-rata orang belanja menggunakan mobil, sehingga mendorong troli supermarket hingga ke parkiran mobil. Bagaimana yang tidak punya mobil? Maka mereka pasti akan belanja di supermarket terdekat yang mungkin bisa ditempuh dengan jalan kaki atau naik bis 1x jalan.


Hampir di setiap daerah pemukiman warga ada fasilitas supermarket yang memadai. Di area rumah kami tinggal pilih, ada toko kecil yang 200 meter tinggal jalan kaki, ada supermarket besar yang 400 meter jalan agak jauh tapi harganya agak mahal. Kami biasanya pilih belanja di supermarket besar harga terjangkau yang ada di dalam mall. Jaraknya sekitar 5 km dari rumah. Naik mobil 10 menit sudah sampai shopping mall.


Tinggal di apartemen dengan ukuran luas hampir 150 meter persegi membuat kami tidak merasa sumpek (sesak). Sebelumnya di Indonesia, kami tinggal di rumah yang ukurannya 3x lipat bersama keluarga besar. Hal ini membuat kata “sederhana dan cukup” hadir di kehidupan sehari-hari. DoubleZ cukup memiliki 1 ruang untuk full bermain. Papi Fariz memiliki 1 ruang eksklusif untuk fokus bekerja dari rumah. Ruang tamu yang bersebelahan dengan ruang makan cukup menciptakan suasana hangat di rumah. Dapur dan laundry room yang berdekatan membuat ruang gerak menjadi super lincah dan sederhana.


Tidak begitu banyak debu yang masuk di lantai 4, membuat rumah tidak perlu disapu dan dipel setiap hari. Dipel cuma seminggu sekali, di sapu sekitar 3x sehari. Menyapu cukup menggunakan vacuum cleaner. Tapi untuk ruang makan hampir disapu setiap hari karena bekas makanan berceceran ulah DoubleZ. Meskipun pekerjaan rumah banyak dan melelahkan, tetap menjadwalkan mana yang prioritas dikerjakan terlebih dahulu. Rumah sudah kayak kapal pecah pun tidak ada yang protes. Kalau sudah capek bersama maka masih ada lain hari untuk membersihkan rumah. Hahaha. Pernah suatu ketika harusnya mau bersih-bersih rumah, malah disuruh suami untuk jalan pagi dan me time mumpung anak-anak di sekolah.
Hidup di luar negeri itu memang banyak tantangannya.

Adaptasi dengan budaya disini penting banget. Yang biasanya suka nyerobot antrian maka dipastikan bakal susah diterapkan disini. Lingkungan kondisif dan aman memberikan rasa nyaman tersendiri. Jalan-jalan cuma bertiga sama anak-anak ke taman atau mall tidak takut diculik atau dirampok. Air dan udara bersih bisa didapatkan gratis. Tidak memiliki tetangga/teman/kerabat yang julid atau sok kepo. Karena kebanyakan orang sini tidak ingin tahu dengan kehidupan orang lain. Kecuali sudah benar-benar dekat maka mulailah rumpi. Hihihi. Bos di kantor tidak pernah kirim chat atau email ke karyawannya kalau sudah mengajukan cuti liburan. Bye bye laptop, cuti pun terasa tenang dan menikmati.


Purchasing power menjadi salah satu life quality disini. Apa maksudnya? Misal anak muda dengan gaji UMR Portugal (740 Euro / Rp. 13.000.000) mampu membeli hp Iphone 15 Pro Max dengan cicilan 3 tahun lho. Kok bisa? Katakanlah harga hp 1300 Euros (Rp. 22.000.000), si toko hp bisa menawarkan cicilan 20 Euros (Rp. 340.000) per bulan selama 35x cicilan. Dengan gaji 740 Euros bisa menyisihkan uangnya 20 Euros demi bergaya punya hp iphone terbaru. Xixixixi.


Kalau di Indonesia dengan gaji UMR misal Rp.5.000.000 kemudian ingin beli Iphone 15 pro max dengan metode cicilan kira-kira worth it nggak ya? Sedangkan apa kenikmatan untuk anak-anak yang tinggal di luar negeri? Apakah mereka mendapatkan makan siang gratis seperti program yang sedang digodog oleh pemerintah Indonesia? Nantikan lanjutan flashback 3 tahun DoubleZ merantau di Eropa, edisi spesial di bulan Juli. OPP

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img