Belum lama ini Badan Pusat statistik (BPS) Indonesia merilis sebuah data yang cukup menarik, data tersebut menunjukan bahwa pendapatan penduduk Indonesia yang diukur menurut produk domestik bruto (PDB) per kapita tumbuh 8,5% menjadi Rp 62,2 juta (US$ 4,35 ribu) per tahun pada 2021 dibanding posisi 2020 sebesar 57,3 juta per tahun. Pertumbuhan pendapatan tersebut seiring dengan tumbuhnya perekonomian domestik sebesar 3,69% pada tahun lalu.
Bahkan di kesempatan yang lain, Menetri keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa Indonesia adalah salah satu negara di lingkungan G-20 yang perekonomiannya sudah kembali ke level pra pandemi Covid-19.
Tentu ini menjadi sebuah fenomena yang menarik bahwa badai Covid 19 yang telah menghantam perekonomian hampir semua negara di dunia negara Indonesia dua tahun terakhir ini, ternyata bisa di jawab dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan ke 3 tahun 2021 sebesar 3,69% tersebut, atau menaikan level pendapatan per kapita Indonesia menjadi Rp. 62,2 per tahun.
Menarik memang membahas mengenai pendapatan per kapita, karena pendapatan per kapita ini sering digunakan sebagai indikator atau untuk meng “klaim” kemajuan ekonomi sebuah negara. Ada dua hal yang mempengaruhi penghitungan pendapatan per kapita, yakni pendapatan nasional dan jumlah penduduk di sebuah negara. Semakin tinggi pendapatan sebuah negara dan semakin sedikit jumlah penduduknya maka pendapatan per kapitanyapun akan semakin tinggi.
Oleh karenanya jika sebuah negara ingin menaikan pendapatan per kapitanya secara eksponensial, maka cukup melakukan dua hal, yakni Pertama, menggenjot pendapatan negaranya, misalkan dengan membuat suasana perekonomian positif, seperti ; UMKM di fasilitasi sehingga bisa scale-up, semangat wirausaha terus di gaungkan di generasi milineal dan Gen-Z dan infrastruktur serta adanya jaminan keberlangsungan usaha yang diberikan oleh negara untuk para pelaku usaha. Kedua, menekan laju pertumbuhan jumlah penduduk. Jumlah penduduk ini mau tidak mau akan tetap menjadi masalah bagi sebuah negara, pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menimbulkan banyak masalah jika tidak di imbangi dengan pengelolaan yang baik.
Ada banyak pengamat yang memprediksi bahwa pada tahun 2045, yakni bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia akan bertransformasi menjadi “high income Country”, dimana pendapatan per kapitanya kurang lebih Rp. 330 juta per tahun atau naik 500% jika dibandingkan dengan pendapatan per kapita sekarang, dan di proyeksikan pada tahun itu akan lahir kelas menengah ekonomi dengan jumlah 70% dari total jumlah penduduk yang ada.
Semangat Wirausaha, Semangat Scale-Up
Tidak bisa di pungkiri bahwa salah satu faktor penentu tingginya pendapatan per kapita adalah tingginya pendapatan sebuah negara, dimana pendapatan tersebut salah satu faktor utamanya adalah pendapatan yang di hasikan dari aktifitas perekonomian atau wirausaha yang di lakukan oleh masyarakat.
Oleh karenanya, kita memiliki kewajiban yang mendasar untuk menjadi individu-individu yang terus “bergairah” dan “menggairahkan” aktifitas perekonomian, dengan membuat tata kelola bisnis yang kita jalani dengan sebaik-baiknya.
Berbicara tentang semangat wirausaha dan semangat untuk Scale-up, maka ada lima hal yang harus kita miliki sebagai pelaku bisnis ; Pertama, Kita harus memiliki semangat untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi, dunia yang terus berubah dan penuh dengan ketidakpastian menuntut kita untuk terus meningkatan kapabilitas dan kompetensi kita, terus perbanyak ilmu agar kita bisa dengan cepat beradaptasi dan menentukan strategi terbaik dalam menjalankan bisnis, karena dengan ilmulah kita akan memiliki kemampuan untuk memanajemeni bisnis kita untuk terus bertumbuh membesar dan berkelanjutan.
Kedua, Bangun jaringan seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya. Kunci agar kita bertemu dengan banyak peluang (oportunity) adalah dengan memiliki jaringan atau networking sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Jaringan bagi seorang pengusaha adalah pintu masuk kesuksesan, karena ketika dia masuk kedalamnya maka dia akan bertemu dengan sumber daya yang akan menumbuhkan bisnisnya.
Ketiga, Mengelola atau memanfaatkan seluruh sumber daya atau resources yang di temui dari networking yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Era sekarang adalah era kolaborasi dan kolaborasi hanya akan bisa di jalankan jika seseorang memiliki personal integrity yang memadai. Maka salah satu kunci scale-up dan pertumbuhan itu adalah bangun networking dan kelola setiap oportunity yang di temui.
Keempat, Bekerja keras dengan radikal dan extreme. Kesuksesan hanya akan berpihak kepada mereka yang memiliki kinerja tinggi dan extreme, kinerja tinggi itu berarti dia tidak akan mundur sampai tujuannya tercapi, kegigihannya melebihi kemampuan yang dia miliki dan kinerja extreme itu berarti dia sanggup melakukan apa saja (sesuai dengan kaidah-kaidah norma agama dan sosial yang ada) agar tujuannya tercapai.
Kelima, Melatih diri dan SDM yang ada dengan disiplin dan keras. Salah satu pilar scale-up adalah adanya suport SDM yang memadai. Hakekat pengelolaan bisnis yang bertumbuh adalah adanya transformasi pengelolaan bisnis yang sebelumnya di tangani sendiri menjadi bisnis yang terbentuk sistemnya dan terdistribusi pekerjaannya. Disinilah peran SDM yang mumpuni sangat dibutuhkan.
Kelima hal di ataslah yang akan mampu menjadikan iklim wirausaha bukan hanya bergairah, akan tetapi daya dorong scale-up pun akan terjadi dengan baik pada masing-masing pelaku usaha yang ada di negeri kita, betumbuhnya semangat wirausaha dan semangat scale-up.
Lima Daya Dukung Pemerintah
Salah satu instrumen yang tidak kalah pentingnya dalam mempercepat lahirnya kelas menengah ekonomi Indonesia adalah daya dukung pemerintah yang memadai. Setidaknya ada lima hal yang wajib melekat dimiliki oleh pemerintah dalam memberikan daya dukungnya untuk lahirnya kelas menengah ekonomi di Indonesia, kelima hal itu antara lain ; Pertama, Adanya jaminan perlindungan hukum bagi pelaku usaha ; Kedua, Adanya daya dukung infrastruktur yang memadai, yang memudahkan dan memperpendek jalur distribusi barang dan jasa ; Ketiga, Adanya pasar yang terbuka, fair dan terkendali ; Keempat, Adanya dukungan akes permodalan yang baik dari pemerintah ; Kelima, Proses birokrasi yang mudah, transparan dan berkualitas.
Sangat realistis, jika kedua aspek mendasar di atas yakni Semangat wirausaha, semangat scale-up yang di topang dengan lima daya dukung pemerintah yang memadai seperti di atas, Bangsa Indonesia ini akan masuk kedalam “Hingh Income Country” lebih cepat. Masing-masing individu masyarakat Indonesia mampu berpenghasilan tinggi karena banyak lahir wirausaha yang berhasil melakukan scale-up dengan daya dukung pemerintah yang bagus, dan jumlah penduduknya semakin terkendali dan berkualitas.(*)