Malang Posco Media, Malang – Rukyatul hilal digelar Pemerintah Kabupaten Malang bersama Kantor Kemenag Kabupaten Malang di Comand Center lantai 9 Kantor Bupati Malang, Jalan Panji Kepanjen, Minggu (10/3) sore. Hasilnya, hilal belum terlihat di Malang.
Rukyatul hilal yang digelar mulai pukul 16.30 WIB hingga matahari terbenam ini didukung oleh BMKG Karangkates. Menggunakan telescop milik BMKG, para petugas mengamati hilal.
Kepala BMKG Karangkates Mamuri mengatakan rukyatul hilal merupakan upaya untuk menentukan awal Ramadan. “Sore ini kami bersama-sama melakukan pemantauan hilal. Untuk menentukan awal Ramadan, ” Katanya.
Hasil yang diperoleh kata Mamuri hilal belum terlihat di Malang. Menurutnya dari peralatan yang digunakan dan disambungkan melalui aplikasi di laptop hasil pantauan ketinggian hilal tidak mencapai 1 derajat.
“Hasil pantauan kami hari ini, ketinggian hilal hanya 0,62 derajat dan waktu atau umur bulan hanya empat menit, jadi memang sangat sulit ketika memantau hilal di bawah satu derajat,” katanya.
Mamuri mengatakan saat pemantauan hilal hampir semua titik pantau terkendala cuaca. Yakni berawan bahkan sebagian juga hujan. Dia menyebutkan bahwa titik tertinggi hilal terlihat di wilayah Sumatera Barat yaitu 0.87 derajat.
Dia menyebutkan secara teknis pemantauan hilal tahun ini menggunakan perekaman melalui pantauan digital. Ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yang masih menggunakan kamera analog. Teknologi kamera digital memudahkan petugas melihat setiap momen setiap umur bulan.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang H. Sahid menyampaikan bahwa hasil pemantauan sore tadi langsung dikirim ke Kementrian Agama untuk dilakukan pengkajian.
“Untuk menentukan awal Ramadan kami menunggu sidang isbad, yang pasti hasil hari ini sudah diprediksi sebelumnya bahwa perhitungan hilal memang masih dibawah ufuk ketika kurang dari satu derajat,” tandasnya.
Rukyatul hilal adalah kriteria penentu awal bulan kalender hijriyah dengan cara merukyah (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.
Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024, usai diputuskan melalui Sidang Isbat di Gedung Kemenag RI, Jakarta, Minggu (10/3).
“Hasil Sidang Isbat menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, saat memimpin konferensi pers penetapan sidang Isbat.
Dengan penetapan itu maka pada Senin malam umat Islam di Indonesia dapat melaksanakan Shalat Tarawih. Sidang isbat ini diikuti sejumlah perwakilan organisasi keagamaan, ahli astronomi, Komisi VIII DPR RI, hingga perwakilan negara sahabat. (ira/bua)