spot_img
Saturday, July 27, 2024
spot_img

Hilang Tiga Hari Ternyata Gantung Diri

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Warga sekitar perkebunan kopi di Dusun Balearjo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo digemparkan kasus gantung diri, Rabu (28/2) pagi. Peristiwa gantung diri itu dilakukan oleh seorang pria bernama Ponidi, 52, warga sekitar. Diduga, dia bunuh diri sejak tiga hari lalu.

Pria itu tewas dalam keadaan menggantung dengan baju digunakan sebagai tali yang menjerat lehernya di pohon kopi. Baju itu ditali dengan model simpul hidup di lehernya. Mayat Ponidi pertama kali ditemukan oleh Puji Hariono, 50, dan Mariono, 56, warga Dusun Balearjo yang  mencari keberadaan korban selama ini.

- Advertisement -

“Korban ditemukan sekitar pukul 09.00 oleh kedua saksi yang mencari di areal perkebunan kopi milik Cono, warga dusun setempat,” kata Kapolsek Titoyudo, AKP Soleh Masudi kepada wartawan, Rabu (28/2). Dia menjelaskan, korban sendiri berprofesi sebagai petani kopi di perkebunan. 

Diungkapkan Soleh, berdasarkan keterangan pihak keluarga korban, sejak Senin (26/2) sore, korban pamit keluar rumah untuk mengejar burung di perkebunan kopi tempat dia bekerja. “Namun hingga pukul 19.00, korban tidak kunjung pulang ke rumah dan pihak keluarga melaporkan ke perangkat desa setempat,” tuturnya.

Akhirnya warga setempat langsung mencari keberadaan korban di perkebunan dan hutan tersebut. Satu dua hari tidak ditemukan batang hidung Ponidi. Namun kemarin pagi, Ponidi ditemukan dalam kondisi gantung diri di pohon kopi. Mengetahui kejadian tersebut saksi langsung menghubungi keluarga dan perangkat desa serta Polsek Titoyudo.

Jenazah korban dievakuasi kerumah duka untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak Polsek Tirtoyudo dan tim medis Puskesmas Tirtoyudo. Hasil pemeriksaan, jasad korban saat ditemukan agak kaku. Hal ini mengarahkan dugaan bahwa korban meninggal kurang lebih sudah tiga hari.

“Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban memiliki riwayat sakit gangguan mental yang diderita kurang lebih tujuha hari terahir. Karena tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, keluarga menolak untuk dilakukannya otopsi dan membawa jenazahnya untuk dimakamkan,” pungkas dia. (tyo/mar)

- Advertisement - Pengumuman
- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img