Hasil Sementara Cek Kesehatan Gratis ASN dan Non ASN
MALANG POSCO MEDIA – Pemerintah Kota Malang sangat mengiginkan semua pegawainya sehat. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari menggelar Senam Tahes Mbois Jumat (STMJ) dan terbaru menggelar cek kesehatan gratis (CKG) massal bagi ribuan aparatur sipil negara (ASN) dan non-ASN, Rabu (6/8) kemarin. Hasil sementara cukup mengejutkan, banyak yang terindikasi hipertensi dan diabetes.
Pemeriksaan yang berlangsung selama dua hari hingga Kamis (7/8) hari ini, tersebar di 12 titik lokasi, di antaranya Mini Blok Office, Islamic Center, Malang Creative Center (MCC), DPUPRPKP, Dinas Pendidikan, Kantor Kemenag, serta seluruh kantor kecamatan di Kota Malang. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr. Husnul Muarif, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mendeteksi dan menindaklanjuti potensi gangguan kesehatan para pegawai. Berdasarkan hasil sementara hingga siang kemarin, sejumlah penyakit mulai terdeteksi.
“Yang paling banyaknya ya masih hipertensi terutama untuk (ASN) yang di usia 50 tahun ke atas. Lalu diabetes cukup banyak, sekitar 10–20 persen,” sebut Husnul, kemarin.
Ia menyebut, kegiatan ini merupakan agenda rutin Pemkot Malang yang juga sekaligus memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, program ini menjadi bagian dari gerakan nasional cek kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah pusat.
Setiap peserta diwajibkan mengunduh aplikasi Satu Sehat agar hasil pemeriksaan bisa langsung terekam secara digital. Total, sebanyak 7.724 ASN dan non-ASN terdata mengikuti program ini. Dinkes pun menyiagakan satu unit ambulans di tiap titik pemeriksaan.
“Setiap tempat disiapkan ambulans. Jadi Dinas Kesehatan menyiapkan sebanyak 12 ambulans,” tambahnya.
Alur pemeriksaan dimulai dari pengisian identitas dan skrining mandiri. Selanjutnya dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut. Setelah itu, peserta diperiksa tekanan darah serta kadar gula darahnya.
Pemeriksaan lanjutan juga dilakukan untuk peserta tertentu, seperti skrining PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) bagi perokok aktif dan skrining kanker paru bagi pria berusia di atas 45 tahun.
“Jika hasilnya perlu untuk dirujuk, kami akan merujuk ke puskesmas atau klinik yang terdekat,” terang Husnul.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pemantauan kesehatan seluruh warga Indonesia. Setelah sebelumnya menyasar warga yang berulang tahun dan siswa baru, kini giliran ASN dan non-ASN yang menjadi target.
“Sementara ini kami mencari sasaran yang besar dan bisa mengerahkan tenaga kesehatan secara bersama-sama. Dinas Kesehatan juga sebenarnya punya program Gebyar Merdeka CKG, itu sifatnya merdeka bisa dilakukan di mana saja kapan saja. Kami melibatkan seluruh puskesmas dan klinik se-Kota Malang,” jelas dia.
Dengan aplikasi Satu Sehat, Dinkes berharap rapor kesehatan tiap warga dapat terpantau secara berkala. Sehingga deteksi dini penyakit bisa segera ditindaklanjuti oleh tenaga medis.
“Mendiagnosa suatu penyakit, 99 persen sudah bisa didiagnosa dari anamnesa. Itu skrining, seperti misalnya kalau TBC sudah batuk berapa lama, apakah keluar darah, dan sebagainya. Nanti dari skrining itu keluar diagnosa,” tutupnya. (ian/aim)