MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Ketua HIPMI Kota Batu, Yogi Triatmajaya mengkritisi lambannya pembahasan Raperda RTRW Kota Batu yang berdampak pada investasi yang masuk di Koa Batu. Pasalnya Raperda RTRW dibahas sejak tahun 2019 hingga saat ini masih dalam proses fasilitasi di provinsi.
“Kami menilai perijinan di Kota Batu sudah cukup baik. Namun masih ada kebijakan yang kami nilai masih lambat seperti Raperda RTRW Kota Batu yang belum ditetapkan. Sehingga menghambat pengurusan perijinan,” ujar Yogi kepada Malang Posco Media.
Ia menerangkan dalam Raperda tersebut juga terdapat Keterangan Rencana Kota (KRK). Yang mana KRK merupakan salah satu unsur awal dalam mengurus perijinan seperti IMB di Kota Wisata Batu.
“Sehingga kami ingin Raperda RTRW bisa segera ditetapkan. Pasalnya banyak pelaku usaha yang ingin mendirikan tempat usaha seperti cafe hingga rumah terhambat investasinya. Bahkan pihaknya mencatat ada sekitar 45 usaha perijinan yang terhenti sementara waktu,” bebernya.
Selain mendorong percepatan pengesahan Raperda RTRW oleh eksekutif dan legislatif. Pihaknya juga memiliki beberapa program unggulan seperti di sektor pertanian dan perdagangan atau UMKM untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ketiganya meliputi pariwisata, UMKM serta pertanian yang bertumpu pada hasil holtikultura dan florikultura. Tiga sektor itu menjadi fokus yang akan dioptimalkan oleh BPC HIPMI Kota Batu.
“Untuk memacu pertumbuhan ekonomi kami tentu akan berkolaborasi antar lini dan memperkuat jaringan di seluruh daerah. Karena organisasi ini tersebar di penjuru Indonesia. Termasuk juga bersinergi dengan Pemkot Batu,” paparnya.
Ia menerangkan untuk sektor potensial di Kota Batu adalah pertanian. Pasalnya selama ini volume pengiriman hasil sayur mayur maupun tanaman hias ke luar daerah. Rata-rata per hari sampai 3 truk.
“Begitu juga dengan pariwisata, yang bisa dipacu dengan pemberdayaan sektor ekonomi kreatif termasuk UMKM bagian dari turunan industri pariwisata. Serta yang terpenting adalah mengedukasi diversifikasi (pengembangan produk turunan.red) produk agar bisa meningkatkan nilai ekonomi,” pungkasnya. (eri)