Malang Posco Media – Fenomena marketplace kian merebak di era kini. Siapa sihyang tak kenal Shopee, Tokopedia, Lazada, dan sekawanannya? Hampir tiap situs marketplace pernahnangkringdi telinga masyarakat apalagi kaum hawa. Jemari dan mata mereka tak lelah bila harus berjam-jam menatap layar ponsel pintarnya untuk membuka warna-warni benda-benda incaran di laman belanja online.
Kita tahu marketplace adalah sebuah pasar online atau tempat untuk melakukan kegiatan bisnis jual beli. Tentu di dalamnya ada penjual dan calon pembeli yang akan saling bertransaksi. Calon pembeli lebih mudah mencari barang yang diinginkan dengan memanfaatkan fiture-commerce sehingga memperoleh sesuai benda yang hendak dibelinya tanpa harus mengunujungi toko.
Hal ini lebih praktis dan efisien sehingga menguntungkan calon pembeli selaku konsumen. Di samping itu, keamanan dalam pembayaran juga lebih terjamin. Tahukan bila marketplace ini salah satu penggerak ekonomi nasional juga dalam menghadapi kemajuan teknologi atau era globalisasi masa mendatang?
Pengunjung situs marketplace sebagai para pengguna aktif saja bila kita lihat berdasarkan datanya, Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia. Dilansir dari Kompas.com, jumlah pemasangan aplikasi marketplace di ponsel Android dilaporkan naik sebesar 70 persen pada periode Januari 2020 hingga Juli 2021 dengan nilai transaksi mencapai 330 triliun. Maka dari itu, tak heran kalau memang dunia marketplacebegitu digandrungi masyarakat kita.
Istilah check outberasal dari salah satu marketplace untuk aktivitas pembelian barang. Era kini, masyarakat memiliki gaya hidup yang berubah. Semula suka mengunjungi pasar, mall, kini cukup berbelanja via smartphone mereka. Meskipun marketplace ini sebenarnya memiliki kelemahan yakni barang yang dibeli hanya berupa gambar sehingga tidak bisa mengamati barang yang akan dibeli secara langsung. Namun, masyarakat tetap menggemarinya.
Selain itu, hobi check out berulang, juga menjadi kebiasaan yang akan berdampak pada finansial. Kadang, saking mudahnya mengakses barang-barang belanja secara online, kita menuruti keinginan yang sebenarnya bukan kebutuhan kita. Walhasil, kita hobicheck out yang lama-lama akan menguras kantong secara perlahan. Belum lagi tanggal dan bulan cantik yang penuh diskon, 4.4 misalnya. Belum lagi, apa-apa sekarang naik drastis. Lantas, bagaimanakah untuk memanajemen finansial keuangan yang baik di tengah godaan shoppingdan jemari yang ingin terus sajacheck out?
Kunci utamanya adalah menyisihkan di awal untuk menabung. Menabung adalah prioritas, bukan sisa dari uang yang tak terbelanjakan. Kalau menunggu ada sisa uang, bisa jadi di zaman sekarang tak ada sisa uang. Karena isi kepala isinya belanja, belanja, dan belanja terus.
Menabung bisa mandiri ataupun via jasa perbankan. Manfaatkan program deposito, dan lainnya. Lalu yang kedua, membuat catatan keuangan, baik yang masih single ataupun yang sudah berumah tangga. Hal ini efektif untuk melihat berapa pemasukan dan pengeluaran selama sebulan misalnya. Kira-kira besar pasak daripada tiang apa tidak?
Ketiga, pertimbangkan apabila hendak membeli barang. Apakah barang tersebut kebutuhan ataukah sekadar keinginan? Bila sekadar keinginan, kita harus berpikir dua kali untuk benar-benar mempertimbangkannya. Kalau bisa, jangan punya utang.
Namun, kadang bila terdesak sehingga berutang, kita harus tetap bisa mengaturnya dengan baik dan jangan sampai telat bayar. Bisa juga kita double atau beralih profesi dari konsumen jadi penjual. Kita belajar bagaimana menghasilkan profit, tak melulu membeli barang.
Dengan berposisi menjadi penjual dan fokus memeroleh profit, kita akan perlahan mencintai penghasilan dan menyayangkan bila kita sering mengeluarkan uang.
Mindsetkonsumerisme jadi tukang check outmemang merebak di era kini. Boleh-boleh saja sebenarnya, yang terpenting finansial tetap sehat dan tak ambyar. Ketika finansial sehat dan profesi tukang check outtidak bisa kita tanggalkan, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan ketika belanja onlineagar aman dan meminimalisir rasa kecewa.
Pertama baca testimoni atau revieworang-orang yang pernah membeli. Ini efektif untuk memastikan barang yang akan kita beli berkualitas atau tidak dengan belajar dari pengalaman orang lain. Selain itu, coba cek deskripsi barang.
Semakin detail barang yang dijelaskan, semakin terpercaya kredibilitas tokonya. Apalagi mau menerima retur bila terdapat kerusakan atau barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan syarat harus mengirimkan video awal unboxing.
Terkait metode pembayaran juga menentukan keamanan belanja. Pastikan kita memilih metode yang tepat. Saat ini, calon pembeli dimudahkan dengan layanan COD (Cash on Delivery) atau metode barang di tempat ketika barang sampai yang cenderung lebih aman bila kantong ATM kosong dan kita hanya punya uang tunai.
Namun, bila dibandingkan dengan pembayaran via online berupavirtual account, Ovo dan lainnya, pastikan juga keberhasilan pengirimannya bisa dengan mencari informasi ulasan orang lain atau googling dengan mempelajari permasalahan yang pernah ada beserta temuan solusi di situs belanja online yang akan kita pilih.
Harga yang dipasang juga perlu kita cermati apakah masuk akal? Jangan mudah tergiur dengan barang yang dijual secara murah alias di bawah pasaran karena bisa jadi itu jebakan Batman para penipu jual belionline.(*)