MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebanyak 956 siswa SMP Negeri 19 Malang menampilkan ragam budaya Nusantara, Senin (7/10) kemarin. Kegiatan tersebut dikemas dalam Kirab Budaya dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-30 SMPN 19 Malang. Mereka mengenakan pakaian adat daerah, membawa replika senjata adat, makanan khas, seni budaya hingga miniatur rumah adat dari tiap daerah yang mereka pilih.
Ada yang mengenakan pakaian adat khas Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera hingga Papua. Total ada 30 kelas yang mewakili 38 provinsi yang ada di Indonesia.
“Jadi ke-khas-an tiap daerah, baik makanannya, senjatanya, paling tidak siswa mengetahui dan menggali dari tema yang kami angkat. Sehingga tidak mengenal seni Bantengan saja, mereka akan tahu ternyata banyak seni adat dari berbagai provinsi di Indonesia,” terang Kepala SMPN 19 Malang, Any Setijowati S.Pd kepada Malang Posco Media.
Kirab budaya ini merupakan salah satu rangkaian dari peringatan HUT ke-30 SMPN 19 Malang sekaligus Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Seminggu sebelum Kirab Budaya, tiap siswa sudah membuat replika senjata, miniatur rumah adat, dan sebagainya sebagai tugas portofolio. Berbagai perlengkapan itu, dibuat dari barang bekas dan ditampilkan saat Kirab Budaya.
Selain Kirab Budaya, peringatan HUT ke-30 SMPN 19 Malang kemarin juga menampilkan fashion show dari masing masing kelas. Lalu juga ada tari-tarian daerah hingga Bazaar.
Tiap tahun, peringatan HUT SMPN 19 Malang mengangkat tema yang berbeda. Kali ini mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika. “Spesialnya kali ini banyak kegiatan. Selain kirab budaya, ada pojok literasi, lomba Bazaar, ada Kumpul Semud (Kumpulan Songolas Entrepreneur Muda) kolaborasi bersama orang tua dan besok ada Gala Penso (Gala Pentas Seni Songolas). Semua program unggulan keluar dalam satu kegiatan,” terangnya.
Rangkaian peringatan HUT ke-30 SMPN 19 Malang berlanjut pada Selasa (8/10) hari ini dengan digelarnya Gala Penso (Gala Pentas Seni Songolas). Dalam kesempatan itu, para siswa SMPN 19 Malang akan unjuk kebolehan dan talenta.
“Intinya kita ini kan tidak hanya menggali akademik. Non akademik juga kami angkat. Termasuk menampilkan apa yang kami punya di ekskul. Seperti tari, teater, puisi dan musik. Untuk mengangkat keberanian dan kemandirian anak,” pungkasnya. (ian/sir/imm)
