MALANG PSOCO MEDIA, MALANG – Turut bangga. Aremania bisa menerima kehadiran supporter Persib dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/9). Sekitar 600 Viking-Bobotoh hadir mendukung tim kebanggannya. Mereka bisa full senyum, atas kemenangan Persib 2-1.
Tidak hanya karena kemenangan Maung Bandung. Lebih dari itu, sambutan Aremania atas kehadiran suporter Persib, bikin nyaman. Bahkan sekalipun Singo Edan menuai kekalahan, Viking-Bobotoh aman terkendali. Meski harus diisolasi lebih dulu, sebelum meninggalkan Stadion Kanjuruhan.
Terpenting ini sebuah sejarah baru, Viking-Bobotoh hadir di kandang Singo Edan. Walau sempat dibuat ‘skenario’ mereka batal datang ke Malang. Demi menjaga kondusifitas. Akhirnya rencana berjalan baik. Perwakilan suporter Persib pun sempat turun ke sentel ban, menyapa Aremania.
Aremania jadi pemenang dalam perdamaian suporter yang selama ini berseteru dan tak saling kunjung. Putaran kedua, Aremania pun bisa away ke Bandung. Termasuk kini ada peluang untuk Aremania berdamai dengan suporter Persebaya. Bonekmania. Ya semoga saja. Bisa?!
Sayang, kemenangan Aremania tidak berbanding lurus dengan hasil tim Arema. Meski awalnya cukup menjanjikan. Terutama saat di akhir babak pertama unggul 1-0 lewat gol Dedik setiawan. Ternyata tak bisa bertahan hingga laga usai. Bahkan gol balasan Persib dicetak Backham menit 49.
Lalu gol kemenangan Persib dicetak David da Silva menit 88. Keunggulan tim asuhan Luis Milla 2-1 ini tak bisa dikejar tim Arema. Tentu ini hasil yang mengecewakan bagi Arema dan Aremania. Terutama tentunya bagi coach Javier Roca yang melakoni debutnya, menggantikan Eduardo Almeida.
Secara keseluruhan, rasanya tim Arema tidak seharusnya kalah. Ya, setidaknya menerima hasil imbang. Jika melihat statistik pertandingan, Arema unggul penguasaan bola 57% berbanding 43% Persib. Total tembakan Arema ada 9 dan 3 diantara ke gawang. Sedangkan persib 6 tendangan, 4 ke gawang.
Indikator lainnya, Arema punya 350 umpan sukses, Persib 259. Tendangan sudut Arema ada 5 dan Persib 2. Lalu offside Arema ada 5 dan Persib 2. Artinya, secara serangan, tim Singo Edan tidak kalah dari Persib. Hanya saja, Persib pintar memanfaatkan lemahnya pertahanan Arema.
Ya, dari catatan sepanjang 2×45 menit, lini belakang Arema sangat mengkhawatirkan. Maklum, tiga pilarnya absen karena cedera. Kiper Adilson Maringa, bek tengah Bagas Adi dan bek sayap John Alfarizi, ketiganya tak bisa tampil karena cedera. Sementara penggantinya, belum 100% siap.
Lihat gol pertama Persib dari kaki Backham. Adik kandung Gian Zola ini tanpa ada pengawalan yang berarti. Dia dengan lulasa, menjebol gawang Teguh Amiruddin. Begitu juga gol David da Silva, bola dari tengah, langsung diumpan ke depan, sekali sontek, mengecoh pertahanan Arema.
Selain lemahnya lini belakang, saya lihat di babak kedua, fisik pemain Arema terlihat sangat terkuras. Ambisi ingin melakukan pressing ketat, tinggal ambisi. Tak terlihat tekanan seperti di babak pertama. Transisi dari bertahan untuk menyerang pun terlihat lambat.
Sebelum terciptanya gol David da Silva, saya lihat pemain Arema seperti takut untuk naik menyerang. Bahkan pemain belakang tak percaya diri memberi umpan. Lalu saat ada pemain yang pegang bola, tak ada pemain yang mendekat untuk minta. Praktis, minim pergerakan tanpa bola.
Selain urusan fisik, boleh jadi faktor mental. Maklum, adanya pergantian pelatih, dengan beda gaya bermain yang diinginkan, tentu pemain perlu penyesuaian. Cepat atau lambat, pemain tentu perlu waktu menyiapkan mental dengan pergantian nahkoda terebut.
Ya begitulah, semoga cukup di laga pertama Javier Roca bersama Arema ini saja. Berikutnya lawan Persik dan Persebaya, bisa menang. Jika raih kemenangan, menurut hemat saya itu adalah murni dari hasil Roca melakukan perubahan. Tanpa embel-embel sisa dari pelatih lama.
Cukuplah kalah dari Persib. Yang menurut saya idealnya tidak harus kalah. Andai saja, asisten wasit 2 tak mengangkat bendera offside menit 90. Gol Rizky Dwi bisa disahkan, skor akhir menjadi imbang 2-2. Hasil yang pantas, mengimbangi damainya Aremania dan Viking-Bobotoh. Ternyata wasitnya jeli. (*)