.
Saturday, December 14, 2024

Idul Fitri Bikin Semangat Kerja

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Libur panjang Lebaran telah usai, hari ini hampir semua akvitas publik kembali beroperasi kembali melayani masyarakat, perbankan, layanan publik pemerintah dan lainnya. Libur lebaran yang diisi dengan mudik, menjalin silaturahmi dan menguatkan persaudaraan di antara keluarga besar, juga menjadi waktu untuk healing sambil mencari inspirasi dan motivasi agar kembali bersemangat dalam bekerja, setelah usai Lebaran, untuk menggapai cita-cita dan kesuksesan.

Hari Raya Idul Fitri menjadi saat yang istimewa bagi setiap muslim. Sesuai dengan maknanya, Idul Fitri adalah hari raya berbuka, sebagai akhir dari puasa selama bulan Ramadan. Gema takbir bersautan sebagai penanda Hari Raya Idul Fitri. Sesuai dengan tujuan berpuasa untuk menjadi orang yang bertakwa. Karena itu, 1 Syawal menjadi pintu masuk untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Selama Ramadan, ibadah puasa bernilai pahala yang besar dan membakar dosa-dosa kita. Seperti yang banyak disampaikan para dai dan ustad di setiap kultum di bulan Ramadan, seperti kata Sabda Nabi Muhammad SAW, Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena didorong oleh keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu.

Ada juga hadis Nabi yang menyatakan, awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka. Belum lagi ada keistimewaan malam Lailatul Qodar yang nilai ibadah pada malam itu sama dengan beribadah selama 1.000 bulan atau 83 tahun lebih. Sehingga orang Islam yang telah menyelesaikan puasa Ramadan seperti kembali kepada kesucian, bersih dari dosa.

Hanya saja, itu untuk urusan dosa yang berhubungan langsung dengan Allah atau syariat agama. Tidak untuk dosa dan khilaf kita yang berhubungan langsung dengan sesama manusia. Karena itu, tradisi bersalaman saling memohon maaf saat merayakan Idul Fitri menjadi penghapus dosa kita sesama manusia. Tapi, kadang meminta maaf dan memaafkan sangat sulit dilakukan. Pada diri kita sering kali didorong oleh ego masing-masing dan merasa paling benar.

Kita tentu pernah mendengar dari banyak penceramah atau khatib terkait riwayat kisah doa malaikat Jibril yang diaminkan Nabi Muhammad SAW sebanyak tiga kali, usai salat Ied. Ada tiga gologan yang tidak akan diterima puasa dan amal ibadahnya karena belum minta maaf dan memberi maaf.

Dalam sebuah riwayat disebutkan ketika itu para sahabat sempat mendengar Rasulullah SAW mengucapkan “amin” sampai tiga kali. Para sahabat melihat ke sekitar, tidak ada satu manusia pun yang sedang berdoa. Para sahabat heran dan bertanya kepada Rasulullah,  apakah yang membuat nabi mengucapkan amin sampai tiga kali padahal tidak ada yang sedang berdoa?”

Nabi menjawab pertanyaan para sahabat, “Tadi selesai salat, malaikat Jibril turun dan berkata padaku, ya Muhammad, saya hendak berdoa kepada Allah, maukah kau mengaminkannya?” jawab Muhammad. Ada tiga permintaan Jibril ketika itu, sehingga Rasulullah mengucapkan “amin” hingga tiga kali. “Ya Allah, hari ini 1 Syawal, aku bermohon kepada-Mu, jangan Engkau terima puasa dan ibadah seorang anak yang durhaka kepada ibu bapaknya.”

Kedua: “Ya Allah, hari ini 1 Syawal, aku bermohon kepada-Mu, jangan Engkau terima puasa dan ibadah para istri yang durhaka pada suaminya.” Dan ketiga: “Ya Allah, hari ini 1 Syawal, aku bermohon kepada-Mu, jangan Engkau terima ibadah dan puasa seorang muslim yang tidak mau memaafkan sesama saudaranya yang muslim.”

Tidak heran, untuk merayakan Idul Fitri para anak yang merantau jauh dari kampung halamannya akan kembali ke kampung halamannya, mudik untuk kumpul bersama orang tuanya, memohon maaf dan berbagi kebahagiaan. Jika mereka telah tiada, para anak akan menziarahi makamnya berdoa untuk kedua orang tuanya. Sang istri akan sungkem kepada suami untuk memohon maaf, dan kita saling bermaafan agar semua dosa dan khilaf termaafkan.

Lebaran berasal dari kata lebar yang ditambahkan imbuhan –an. ‘Lebar’ berarti lapang. Tentu maknanya agar di saat lebaran harus berlapang dada untuk meminta dan sekaligus memberi maaf antara sesama. Idul Fitri waktu untuk memaafkan dan merenung untuk menjadi insan yang semakin baik dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Saat Ramadan segala amal ibadah, amalan baik sangat dimudahkan untuk melaksanakannya, puasa, membaca Alquran, salat tarawih hingga 20 rakaat, sedekah dan amalan lainnya. Karena selama Ramadan pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelunggu. Atmosfir itu harus terus terjaga untuk menjalani 11 bulan kemudian. Menjadi penyemangat kita untuk terus menebar kebaikan dimanapun dan kapanpun.  Semangat untuk bekerja dalam posisi apapun yang diniatkan ibadah. Melaksanakan tugas dengan niat ibadah akan membentuk karakter kuat dalam bekerja dan membangun kesadaran diri bahwa kita sedang beribadah sekaligus mencari rizki. Kita berdoa agar kita dipertemukan kembali dengan bulan Ramadan yang akan datang. (*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img