MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum untuk merajut tali silaturahim, menguatkan kepedulian sosial, dan memperkuat ukhuwah (persaudaraan). Umat Islam telah selesai menjalani ibadah puasa Ramadan selama sebulan penuh.
Wali Kota Malang Sutiaji menjelaskan, Ramadan bulan suci dan bulan ketakwaan. Umat Islam yang telah menjalankan ibadah selama satu bulan penuh itu mendapat predikat hamba Allah yang lebih bertakwa. Perayaan Idul Fitri tahun ini, seluruh masyarakat sudah bisa kembali berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga, sanak saudara, sahabat karib, dan handai taulan di kampung halaman. Ia berharap, seluruh rangkaian Idul Fitri dapat berjalan secara aman dan sehat.
“Marilah kita rayakan hari kemenangan dengan penuh khidmat, penuh khusyuk, dan tanggung jawab dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan juga tidak terjebak euphoria,” kata Sutiaji.
Momen Idul Fitri 1444 H ini juga dimanfaatkan Wali Kota Sutiaji untuk merajut silaturahmi dengan keluarga besarnya. Usai melaksanakan Salat Id di Masjid Agung Jami, Sutiaji mengaku akan bersilahturahmi dahulu dengan keluarga di Malang. Karena tidak melakukan open house, ia berencana mudik bersama keluarga.
Ia memahami makna Idul Fitri 1444, harus dimaknai dengan hati iklhas dan tulus. Untuk memaaf-maafkan. Terlebih mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada orang-orang terdekat dan sanak keluarga dan kerabat.
“Tentu kita pasti akan silahturahmi, sungkem, nyekar lalu kumpul-kumpul keluarga besar,” papar Sutiaji yang berencana mudik ke tanah kelahirannya Lamongan dan juga ke Trenggalek bersama istri dan anak-anaknya.
Tidak adanya open house selaras dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang tidak menggelar open house pada momen Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memilih mengikuti kebijakan tersebut kendati Kepala Negara mempersilakan para pejabat dan masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga saat Lebaran.
“Seperti yang sudah diimbau pemerintah pusat, tetap dijaga Prokesnya. Memang sudah bebas tetapi tetap dijaga satu sama lainnya. Kita menyambut hari raya kita ini dengan lembaran baru, hati tulus salin memaafkan. Dengan niat baik kita akan selalu bisa jaga silahturahmi tidak hanya di hari raya tapi setelahnya juga,” jelas Sutiaji.
Terkait dengan potensi perbedaan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Ia berharap semuanya dapat saling menjaga toleransi dan memahami satu dengan lainnya. Jikapun berbeda hari merayakan Idul Fitri, makna dan arti Idul Fitri tetaplah sama. Maka tidak ada masalah dan semuanya harus saling menghargai satu sama lain.
Semua uudah berkomitmen untuk menjaga kondusifitas momen Idul Fitri. Itulah mengapa jauh-jauh hari Pemkot Malang telah mengeluarkan surat edaran. Yang ditujukan untuk menjaga keamanaan lingkungan jelang ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1444 H.
“Siapapun dan kapanpun waktunya, baik yang ikut pemerintah atau tidak semua bisa saling menghargai. Dikuatkan dalam hati karena makna lebaran sesungguhnya adalah peningkatan keimanan dan ketakwaan. Semoga kualitas ibadah Kita semakin meninggi. Sehingga kita mulus dan lulus, sebagai Alumni Ramadan yang semakin dekat dan taat pada Allah SWT,” tegasnya.
Terkait pelaksanaan kegiatan di Bulan Suci Ramadan dan Idulfitri 2023, Pemkot Malang telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2023. Satu di antara isi surat edaran tersebut adalah agar kegiatan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1444 Hijriah Tahun 2023 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Serta dalam rangka menjaga keamanan lingkungan, agar seluruh ketua RW dan ketua RT serta seluruh masyarakat meningkatkan keamanan lingkungan dan mengoptimalkan kegiatan siskamling (ica/aim)