MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ikatan Guru Inovator Penggerak Literasi Nasional (IGINOS) gelar Workshop dan Anugerah Literasi Nasional di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur, Minggu, (16/1).
Acara tersebut diikuti oleh 300 guru penggerak literasi se-Indonesia dan diikuti oleh peserta baik secara daring maupun luring. Peserta terjauh dari Pulau Riau dan Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep.
Ketua IGINOS, Aini Rizqoh, M.Pd menyampaikan, kegiatan ini merupakan puncak acara dengan kegiatan talkshow dan pemberian anugerah bagi guru-guru penggerak literasi dari Sabang sampai Merauke. Menurutnya, Pembelajaran Mendalam adalah kegelisahan di abad 21 yang perlu mendapat dukungan penuh dari guru, khususnya di bidang literasi dan numerasi.
“Guru dapat menciptakan ruang-ruang literasi guna mencetak siswa yang literat dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah,” ujarnya
Acara dimulai dengan pendampingan kegiatan literasi (literacy coaching) secara online. Hasil dari kegiatan tersebut menghasilkan karya buku dari peserta. Buku yang ditulis oleh guru-guru se-Indonesia ini mengangkat tema Pembelajaran Mendalam untuk Menguatkan inovasi Literasi.
“Acara ini juga bertujuan menguatkan, mengembangkan dan memfasilitasi guru-guru dalam mengembangkan program literasi di sekolah masing-masing. Selain itu IGINOS mengapresiasi bagi guru-guru penggerak,” imbuhnya.
Kepala BBGP Jawa Timur, Dr. Abu Khaer, M.Pd. berpesan kepada peserta bahwa, guru sebagai ujung tombak dan penggerak di bidang literasi dan numerasi mampu menjadi teladan bagi siswa di sekolah masing-masing.
“Khususnya para penerima award dapat menjadi pelopor bagi guru yang yang lain. Para guru juga dapat mengajarkan literasi sesuai dengan konteks lingkungan dan daerah tempat tinggal,” ujarnya.
Kegiatan tersebut didukung sepenuhnya oleh Bank Indonesia Cabang Malang. Salah satu perwakilannya menyampaikan materi terkait Literasi Keuangan agar masyarakat mampu menjadi warga yang literat di bidang keuangan, lebih-lebih maraknya terjadi penipuan secara online.
Dalam pemberian Anugerah Guru Penggerak literasi Nasional dimulai dengan presentasi praktik baik. Terpilih tiga guru terbaik yang menjadi nominator penerima Award literasi 2025. Pertama diwakili oleh Imroatul Mufidah, M. Pd dari SMP Islam Sabilillah Malang. Kedua M. Maghfur Qumaidi, M.Si dari MTsN 1 Kediri dan ketiga diwakili oleh Indra Prastowo, M.Pd dari SMKN Sudimoro Pacitan.
Kegiatan ini dimeriahkan juga dengan Pameran Buku Nasional. Ratusan karya guru dan siswa dapat diperoleh di kegiatan ini. Gerakan literasi bukan hanya sebatas membaca, namun juga menulis. Tulisan tersebut dicetak dan diterbitkan untuk bisa dinikmati para pecinta literasi.
Dr. Itje Chadidjah selaku keynote speaker talkshow menyampaikan, literasi tidak harus dikenalkan oleh lembaga pendidikan melainkan juga di lingkungan keluarga dan masyarakat. Menurutnya, literasi harus dikenalkan dengan bahagia.
“Dengan mengajak dan mengajarkan dengan cara-cara yang mulia. Sehingga literasi lebih mudah diterima, papar ketua harian Komisi Nasional Indonesia UNESCO 2021-2015,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh, Prof Djoko Sariyono, M.Pd. Selaku guru besar dari Universitas Negeri Malang, mengingatkan bahwa literasi itu memuliakan. Sehingga perlu dikenalkan kepada siswa dengan cara-cara yang baik. Meskipun teknologi sudah bisa menggantikan semua informasi, namun teknologi tidak memiliki kepekaan dan rasa sebagaimana manusia.
“Literasi bukan hanya milik sekolah atau madrasah. Kegiatan literasi bisa diperluas di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Baik dari sekolah yang ada di daerah maupun Kota. Mereka bukan sebatas membaca namun mampu berpikir kritis dalam mencermati sebuah teks,” pungkasnya. (hud/adv/udi)