MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pengasuh Pondok Pesantren Darul Faqih, Dr. KH. Faris Khoirul Anam, mengajarkan pentingnya menjaga perdamaian, menghormati sesama, dan menyelesaikan konflik dengan dialog dan kesepakatan. Hal itu disampaikan Kiai Faris, dalam sebuah seminar bersama para santri Darul Faqih, Rabu (8/3) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Faris juga mengajak para santri untuk menjadi teladan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kasih sayang, dan empati.
“Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk solidaritas dan komitmen dalam menentang kekerasan, baik fisik maupun verbal, dengan fokus pada perlindungan dan perdamaian,” ucap Ustadz Faris.
Dalam acara tersebut, para santri juga melakukan ikrar bersama untuk meneguhkan komitmen mereka terhadap anti kekerasan fisik dan verbal. Di ikrar tersebut sebanyak 250 santri didampingi para ustadz dan ustadzah.
Ada lima poin dalam ikrar yang mereka ucapkan. Pertama, menjaga lidah dari berkata-kata kasar, menyakitkan, atau menghina sesama, serta menjaga tindakan dengan mengendalikan emosi dan mengekspresikan diri dengan cara yang santun dan penuh hormat.
Kedua, tidak menggunakan kekerasan fisik sebagai cara untuk menyelesaikan konflik atau menunjukkan kekuatan, namun dengan cara mencari solusi damai dan menyelesaikan perbedaan dengan dialog dan kesepakatan.
Ketiga, menghormati semua warga Pondok Pesantren Darul Faqih, termasuk sesama santri, pengajar, karyawan, tamu, dan tetangga.
Keempat, mendukung dan membantu korban kekerasan fisik dan verbal dengan mendoakan kebaikan, memberikan dukungan moral, memberi perlindungan, dan menyampaikan kejadian tersebut kepada pengurus yang berwenang.
Kelima, berusaha menjadi teladan bagi santri lainnya dalam menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan kasih sayang, berusaha menjadi pribadi santun, baik hati, dan berempati terhadap sesama.
“Ikrar tersebut merupakan kesepakatan bersama seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Darul Faqih. Bahwa kekerasan fisik dan verbal bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan perdamaian, kasih sayang, dan kesabaran,” terang Ustadz Faris Khoirul Anam, yang juga dosen di Universitas Negeri Malang ini.
Dia menambahkan, dalam Kegiatan ini, para guru dan santri dipersatukan oleh kesadaran bahwa Pondok Pesantren Darul Faqih adalah tempat yang didedikasikan untuk belajar agama, ilmu pengetahuan, dan pengembangan diri. “Sehingga mereka yakin bahwa lingkungan pesantren harus menjadi tempat yang aman, damai, dan penuh kasih sayang bagi semua yang berada di dalamnya,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Ustadz Faris, acara ini juga diharapkan tidak hanya menjadi langkah konkret dalam menentang kekerasan, tetapi juga merupakan upaya untuk membentuk generasi santri yang berkualitas, berakhlak mulia, dan peduli terhadap lingkungan.
“Pondok Pesantren Darul Faqih berkomitmen untuk menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya menghasilkan ulama-ulama yang cakap, tetapi juga individu yang berkontribusi positif bagi masyarakat dan umat Islam secara luas,” tandasnya. (hud/sir/imm)