MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pemkot Batu merespon dengan cepat adanya 11 siswa di SMPN 1 Kota Batu yang muntah-muntah usai makan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pekan lalu dengan membentuk Satgas MBG. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Batu Nurochman.
“Kewenangan pemerintah kota adalah membentuk Satgas dan Satgas sudah terbentuk. Senin besok (hari ini, red) kami akan turun ke SMPN 1 lanjut inspeksi ke SPPG,” ujar Cak Nur sapaan akrabnya kepada Malang Posco Media, Minggu (28/9) kemarin.
Ia menjelaskan bahwa tugas Satgas berkoordinasi dengan Kepala SPPG untuk bersinergi dan kolaborasi memantau secara ketat seluruh proses. Mulai dari pengolahan, pendistribusian, hingga memastikan bahwa kualitas makanan yang disajikan benar-benar layak konsumsi dan aman bagi penerima manfaat.
“Kami di Pemkot tentu menjadi bagian penting dari program MBG. Kewajiban kami untuk memberi perlindungan penuh kepada penerima manfaat,” tegasnya.
Cak Nur juga telah melakukan evaluasi dari permasalahan yang ada untuk kemudian dilaporkan Satgas MBG kepada penanggungjawab BGN. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan kebijakan dan tindak lanjut kongkrit. “Pada intinya MBG harus tetep berjalan dengan pengawasan ketat dan terintegrasi di Satgas. Sehingga pelaksanaan di lapangan tidak sampai ada permasalahan atau korban,” imbuhnya.
Tidak hanya meninjau ke sekolah dan SPPG di Jalan Diponegoro yang saat ini ditutup, Pemkot Batu akan segera menggelar koordinasi dengan Forkopimda dan stake holder MBG pada, Selasa (besok, red). Terkait penutupan dapur SPPG di Jalan Diponegoro, Cak Nur memastikan akan ditutup sementara sesuai rekomendasi dari BGN. Begitu juga kapan beroperasi kembali akan ditentukan oleh BGN.
“Ditutup sementara sampai ada rekomendasi dari BGN karena kewenangan tidak di Pemkot. Selain itu ketika terjadi hal tak diinginkan dalam pelaksanannya (keracunan, red) Pemda bertanggung jawab penuh,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Aditya Prasaja menyampaikan hasil dari pengambilan sampel makanan tidak adequat atau tidak memenuhi batas minimal yang diharuskan. “Sample yang disimpan oleh pihak dapur tidak adequat. Standarnya 250 gram per jenis masakan, (tapi, red) hanya disimpan 1 sendok teh saja. Jadi tidak bisa ditindaklanjuti oleh pihak laboratorium. Termasuk adanya asumsi dari pihak dapur bahwa siswa menambah bahan makanan lain juga tidak bisa dibuktikan,” urainya.
Diketahui untuk SPPG di Jalan Diponegoro Kota Batu tersebut dikelola oleh Yayasan Peduli Rakyat Generasi Emas. Dapur tersebut mendistribusikan MBG untuk 7 lokasi. Meliputi SDN 3, 4 dan 6 Sisir, SMA PGRI, SPS Anggrek, SMPN 1 dan SMAN 1 Kota Batu.(eri/lim)