MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak gelombang kedua Kabupaten Malang digelar kemarin. Sebanyak 172 calon dari 56 desa, di 26 kecamatan berkontestasi. Dari keseluruhan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kabupaten Malang, Desa Ngijo, Karangploso menjadi yang terbanyak dengan 11.759 DPT.
Pilkades Serentak dibuka Bupati Malang M. Sanusi di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau. Sanusi memang meminta agar masyarakat mencoblos sesuai hati nurani karena masyarakat akan merasakan langsung kepemimpinan di tingkat desa. Dirinya berharap, Kades terpilih adalah yang berwawasan luas dan memiliki daya inovasi yang tinggi.
“Diperlukan adaptif dan open minded, yang nantinya melakukan perbaikan mutu dan kualitas kesejahteraan masyarakat. Selain inovasi, mampu bekerja menghasilkan prestasi di berbagai bidang,” jelasnya. Salah satu kecamatan dengan pemilih terbanyak berada di Karangploso. Hingga berita ini ditulis, proses rekap diketahui belum rampung.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Malang, Eko Margianto. “Persentase pemilih dibandingkan DPT masih belum diketahui, masih dilakukan rekap di desa,” jelas Eko saat dikonfirmasi. Pihaknya berharap proses perekapan berjalan lancar hingga hasil bisa disepakati semua pihak.
Pantauan Malang Posco Media di sejumlah lokasi. Pilkades Serentak berjalan cukup lancar. Agak berbeda, situasi politik sempat memanas sehari sebelum pemilihan di Desa Karangsari, Kecamatan Bantur. Adanya DPT tambahan yang mengajukan diri ke panitia pemilihan, membuat desa gejolak. Hal tersebut dibenarkan Camat Bantur, Bayu Jatmiko.
“Ada 12 orang yang tidak terdaftar dalam DPT yang sudah ditetapkan panitia. Namun, ketiga calon bersepakat untuk tidak dimasukkan dalam DPT tambahan. Ketiga calon sepakat untuk tidak dimasukkan DPT tambahan. Sehingga dibentuk tim yang mengawasi calon pemilih. Yang tidak masuk, tidak diperkenankan mencoblos,” jelas Bayu.
Hasil kesepakatan para calon juga menginginkan agar surat suara tak terpakai dan rusak dimusnahkan. “Betul, surat suara rusak dimusnahkan. Yang rusak hasil pelipatan disaksikan para pihak pada saat datang sejumlah 87 lembar. Kemudian ada sisa yang tidak dipakai sejumlah 336 lembar. Semuanya itu dimusnahkan,” sebutnya.
Bayu mengakui jika Kecamatan Bantur, khususnya Desa Karangsari menjadi salah satu wilayah rawan. Pengamanan oleh aparat juga diperketat sejak dua hari lalu. Setiap TPS, katanya dijaga satu orang TNI, satu anggota Polri dan dua hansip. Hal yang sama juga dilakukan di rumah calon Kades.
Sementara itu di Balai Desa Karangsari dijaga dua Polisi, dua TNI dan lima Hansip. “Muspika memilih untuk menghindari gejolak dengan menerapkan kesepakatan bersama para calon. Karena jika memaksakan menggunakan tambahan DPT, meski sesuai aturan diperbolehkan tetap berpotensi kerawanan,” jelasnya.
Sementara itu, Wabup Malang, Didik Gatot Subroto memastikan jumlah pemilih di Pilkades Serentak lebih dari 70 persen. Kepastian itu disampaikannya petang kemarin. Mulai dari pelaksanaan pemungutan hingga penghitungan, tidak ada hal-hal yang mengganggu jalannya. “Penghitungan disaksikan para saksi masing-masing calon,” katanya.
Didik juga memberikan apresiasi kepada warga. Sebab tingkat pemilih pada pesta demokrasi tingkat desa itu, lebih dari 80 persen. Tahun ini, dia juga menyoroti jumlah incumbent yang tidak terpilih kembali. Banyak incumbent yang kalah di ‘pertarungan’ ini. (tyo/ira/mar)