Malang Posco Media – Pandemi Covid-19 merupakan salah satu fenomena besar yang memiliki dampak signifikan terhadap berbagai sektor yang meliputi ekonomi, pendidikan, sosial, agama, dan khususnya kesehatan. Dalam tiga tahun terakhir penanggulangan pandemi ini telah menjadi isu penting yang banyak dibicarakan dalam lingkup nasional maupun internasional.
Berdasarkan data WHO hingga Mei 2022, terdapat sebanyak 232 negara di dunia terdampak oleh pandemi ini dengan jumlah orang yang terjangkit sebanyak 522 juta dan 6,2 juta di antaranya meninggal dunia. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang terkena dampak cukup besar dari pandemi Covid 19.
Berdasar data resmi pemerintah dari laman covid19.go.id, jumlah warga Indonesia yang terkonfirmasi positif virus ini sebanyak 6 juta orang dengan 156 ribu di antaranya meninggal dunia. Melihat dampak Covid di sektor vital lain, sepanjang tahun 2020 hinggal 2021 kemarin roda ekonomi sempat terhambat karena berbagai unit usaha yang harus tutup atau jam operasional yang harus menyesuaikan. Kegiatan belajar mengajar di berbagai instansi pendidikan yang harus diselenggarakan secara online atau dalam jaringan, serta aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di rumah. Namun, semua tantangan itu berhasil dilewati berkat sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Saat ini kita bersama sama menjalani masa baru yang disebut sebagai era Post Covid-19. Beberapa momen dalam masa post Covid yang menandai keberhasilan Indonesia dalam penanggulangan pandemi ini di antaranya adalah pelonggaran kebijakan penggunaan masker di luar ruangan. Presiden Jokowi mengemukakan keputusan tersebut diambil sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang semakin terkendali dalam beberapa waktu terakhir. Selain pelonggaran penggunaan kewajiban masker, Jokowi juga menegaskan bahwa pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri yang sudah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap tak perlu lagi untuk tes swab PCR atau antigen.
Berangkat dari keberhasilan pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menghadapi wabah Covid-19, Indonesia dipandang siap untuk menjadi hub produksi dan distribusi vaksin di era Post Covid-19. Dalam pidato secara virtual pada 12 Mei di Global Covid-19 Summit Washington DC, Amerika Serikat, Presiden Indonesia mengumumkan bahwa Indonesia siap menjadi hub produksi dan distribusi vaksin di kawasan Asia Tenggara.
Dengan pemenuhan kapasitas yang cukup, Indonesia dapat menjadi salah satu hub produksi dan distribusi vaksin Covid-19 di Kawasan Asia Tenggara. Peluang Indonesia sebagai hub produksi dan distribusi vaksin di kawasan Asia Tenggara memberikan dampak positif bagi Indonesia. Memiliki akses terdepan, Indonesia dapat membantu pemulihan ekonomi negara negara Asia Tenggara yang saat ini sedang menurun akibat adanya pandemi. Selain memberikan dampak negatif yang cukup signifikan, pandemi yang melanda banyak negara juga memberikan sisi positif untuk dijadikan pembelajaran untuk saling membahu membenahi kestabilan di semua sektor vital. Serta kesiagaan dunia untuk secara bersama sama dalam membantu menuntaskan pandemi Covid-19.
Pandemi covid-19 saat ini menjadikan momok yang harus dihadapi bersama. Presiden Joko Widodo mengambil inisiatif mendorong kerjasama dalam penguatan arsitektur kesehatan dunia untuk menjangkau 70 persen setiap penduduk negara di Kawasan Asia Tenggara.
Hal ini dapat diperhintungkan kembali dengan menurunnya kasus yang terjadi, pemerintah perlu lebih intens dalam memanfaatkan pukulan terakhir terhadap vaksinasi Covid-19. Penguatan kolaborasi juga harus mencakup poin-poin penting untuk mencapai kesejahteraan dunia yakni tantangan dalam penguatan vaksinasi. Mulai dari sumber daya manusia dan juga pembiayaan logistik.
Lalu apa yang harus dilakukan Indonesia untuk mencapi hub produksi dan distribusi vaksin untuk mencapai arsitektur kesehatan dunia di kawasan asia tenggra? Kerjasama antar negara dijadikan sebagai kunci tercapainya peningkatan pemberdayaan dalam proses pembangunan arsitektur kesehatan dunia.
Ada beberapa hal yang harus dicapai untuk mewujudkan hal tersebut. Pertama, akses kesehatan global adalah salah satu cara yang dapat memberikan layanan kesehatan secara menyeluruh tanpa terkecuali serta tidak adanya klasifikasi penduduk besar maupun kecil dalam menuntaskan solusi kesehatan.
Kedua, akses pembiayaan yang cukup adalah hal penting yang harus diperhitungkan kembali. Perlunya mekanisme kerjasama dari negara-negara lain terkait donor dana dan juga pembiayaan bank, baik itu kerjasama bilateral maupun multilateral. Karena tidak semua negara dapat memiliki akses pembiayaan yang cukup untuk membangun infrastruktur negaranya.
Ketiga, penguatan atau pemberdayaan aspek aspek yang menjadi kunci utama. Mulai dari transfer teknologi, kerjasama riset dan akses bahan mentah. Transfer teknologi kesehatan mencakup alat kesehatan, pusat produksi obat dan vaksin harus didistribusikan dengan baik tanpa adanya sistem monopoli.
Dengan pemenuhan semua itu hub produksi dan distribusi vaksin di Kawasan Asia Tenggara akan berjalan dengan lancar. Untuk itu dalam pembentukan kerjasama yang aktif agar tercapainya misi Indonesia untuk menjadi hub produksi dan distribusi vaksin bagi semua kawasan Asia Tenggara, diperlukan keterlibatan semua negara termasuk sistem penguatan dan peran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi multilateral lainnya.
Hub produksi dan distribusi vaksin di kawasan Asia Tenggara sebenarnya ditujukan untuk mendorong semua ahli teknologi secara menyeluruh di berbagai negara. Hub produksi dan distribusi vaksin juga dapat memberikan solusi dari negara dunia yang dibutuhan negara berkembang yang sifatnya dapat membantu kemandirian, memperkuat dan memberdayakan serta dapat membantu negara berkembang untuk dapat bergabung demi ketahanan kesehatan global.(*)