LLM 70 Miliar Parameter Buatan Anak Bangsa
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Indonesia menorehkan tonggak sejarah baru dalam dunia kecerdasan buatan (AI) dengan peluncuran Sahabat-AI, model bahasa besar (Large Language Model/LLM) berkapasitas 70 miliar parameter. LLM ini dikembangkan oleh kolaborasi antara Indosat Ooredoo Hutchison dan GoTo Group.
Peluncuran ini tak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi, tetapi juga wujud nyata kolaborasi dan kemandirian digital anak bangsa. Hal ini ditegaskan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, Minggu (8/6) kemarin. Ia menyebut momen ini sebagai transisi penting Indonesia dari konsumen menjadi produsen teknologi.
“Kita tahu bahwa saat ini Indonesia adalah salah satu negara dengan konsumsi AI tertinggi di dunia. Sekarang saatnya kita beralih, dari hanya pengguna menjadi produsen,” ujarnya.
Yang membuat Sahabat-AI berbeda dari banyak LLM global bukan hanya jumlah parameternya, namun juga efisiensi dan kedaulatan infrastrukturnya. Model ini dijalankan di atas GPU Merdeka, sovereign cloud milik AI Factory Lintasarta, bagian dari Indosat Group. Didukung GPU dari NVIDIA, pengoperasiannya diklaim jauh lebih efisien dibandingkan banyak model global yang memerlukan sumber daya lebih besar.
GPU Merdeka merupakan layanan GPU-as-a-Service (GPUaaS) pertama di Indonesia yang sepenuhnya dibangun dan dijalankan di dalam negeri oleh talenta lokal. Diluncurkan pada 2024, GPU Merdeka mengandalkan superkomputer berbasis teknologi NVIDIA dan menyediakan akses terhadap kemampuan generatif AI, machine learning, rendering, serta aplikasi CAD dengan latensi rendah dan efisiensi energi tinggi.
Infrastruktur ini kini menjadi tulang punggung pengembangan model AI lokal seperti Sahabat-AI, yang telah dikembangkan selama lebih dari setahun. CEO GoTo, Patrick Walujo, mengungkapkan bahwa awalnya pihaknya sempat mencari mitra luar negeri, termasuk dari Amerika Serikat. Namun, akhirnya pengembangan dilakukan bersama Indosat dengan dukungan NVIDIA.
“Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang semangat untuk membuka akses. Sahabat-AI bukan hanya milik Indosat dan GoTo, tapi milik kita semua. Ini semangat gotong royong digital Indonesia,” pungkas Vikram.
Peluncuran ini pun mendapat apresiasi dari Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, sebagai langkah nyata dalam mendorong kedaulatan teknologi nasional. Dengan capaian ini, Indonesia kini tak hanya mengejar ketertinggalan, namun mulai menorehkan prestasi di panggung AI global.
“Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang semangat untuk membuka akses. Sahabat-AI bukan hanya milik Indosat dan GoTo, tapi milik kita semua. Ini semangat gotong royong digital Indonesia,” pungkas (ica/aim)