MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tepat sehari sebelum HUT ke-109 Kota Malang, DPRD Kota Malang menggelar Rapat Paripurna Istimewa bersama Wali Kota Malang Sutiaji dan seluruh jajaran Pemkot Malang beserta Forkopimda Malang Raya, Jumat (31/3) pagi kemarin.
Ada yang berbeda, peserta rapat paripurna dari eksekutif mengenakan baju Malangan berwarna biru, anggota dewan berwarna hitam. Sehingga membuat suasana rapat peringatan HUT ke-109 Kota Malang ini makin istimewa.
Usai serangkaian acara dalam rapat tersebut, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh eksekutif di usia Kota Malang yang kini berusia 109 tahun.
“Tetap harus kita syukuri apapun ini sudah pencapaian Kota Malang di usia 109 tahun, tidak mudah kita berada di titik ini. Kita menyadari ada plus minus, dan ada banyak kekurangan yang kita soroti,” ujar Made kepada Malang Posco Media.
Menurut Made, sebuah capaian atau nilai plus yang diraih oleh pejabat eksekutif, merupakan hal biasa dan wajar. Sebaliknya, apabila terdapat nilai minus atau kurang maka itulah yang patut jadi sorotan. Maka dari itulah, Made mengatakan pihaknya dari legislatif pasti akan terus mengingatkannya.
“Jangan melupakan kebutuhan primer publik Kota Malang. Apa itu? jalan berlubang, drainase tersumbat, layanan pendidikan dan kesehatan yang baik, ini sering terlupakan. Kita masih sering membahas pembangunan yang sifatnya tersier dan sifatnya kurang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga sebaik apapun capaian kita jika kebutuhan primer kita belum terpenuhi maka akan tetap jadi sorotan publik,” jelas Made.
Terkait berbagai sorotan ini, pihaknya pun telah mengadakan rakor dengan dinas terkait untuk selanjutnya akan dilakukan hearing untuk mengatasi permasalahan primer yang ada di Kota Malang.
Terpisah Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan, tema HUT ke-109 Kota Malang Mandiri, Tangguh dan Berkelanjutan merupakan sebuah asa dan harapan yang harus dicapai oleh pemerintah daerah. Termasuk dalam penanganan berbagai masalah mendasar rakyat.
“Ini cita-cita kami, mandiri bukan hanya APBD-nya, tapi juga mandiri masyarakatnya. Sebagaimana disampaikan oleh Bung Karno dalam Tri Sakti itu, bahwa kita harus punya kemandirian ekonomi, kemiskinan juga harapannya bisa kita tekan, dan pertumbuhan ekonomi bisa dinaikkan,” kata Sutiaji.
Kemudian mempunyai ketangguhan baik dari ideologi, karakter bangsa dan seluruh aspek lainnya. Lalu juga berkelanjutan, karena program pembangunan diyakini Sutiaji terus berkesinambungan tiap masanya.
“Keberhasilan yang dicapai tahun ini, periode kami ini, sudah dibangun oleh Abah Anton kemarin. Abah Anton sudah dibangun Pak Peni, dan seterusnya. Ini harus dipahami, jangan sampai ada kavling kekuasaan sehingga menjadi tidak menghargai. Maka harus ada sustainable program (program berkelanjutan),” tutup Sutiaji. (ian/aim).