MALANG POSCO MEDIA- Tak lagi menjabat Wali Kota Malang, H Mochamad Anton yang akrab disapa Abah Anton fokus kegiatan sosial dan dakwah. Terlebih ketika bulan suci Ramadan tiba, otomatis menjadi kesempatan bagi Abah Anton enggencarkan aksi sosial dan dakwahnya tersebut.
Aksi sosialnya melalui dua saluran. Selain melalui majelis taklimnya, juga dilakukan melalui Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Malang Raya. Abah Anton kembali didapuk menjadi Ketua PITI Malang Raya periode 2022-2027 melanjutkan kepemimpinan Dr dr H Sugiharta Tandya SpPK.
Salah satu kegiatan sosial yang rutin dilakukan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. “Banyak sekali yang mengandung nilai ibadah. Salah satunya ketika kita berupaya berbuat sesuatu kepada sesama manusia,” katanya.
“Kami bersyukur sampai hari ini diberi kesehatan jadi bisa melaksanakannya. Kita lihat bagaimana saling menghidupkan dalam peningkatan ibadah. Salah satunya dengan organisasi kami lakukan itu,” sambung Abah Anton kepada Malang Posco Media.
Hal itu dilakukan Abah Anton sebagai wujud syukurnya karena banyaknya rahmat yang diberikan padanya. Sama seperti yang dilakukan di majelis taklimnya, kegiatan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan itu rutin digelar oleh PITI Malang Raya. Bahkan ketika pandemi Covid-19 melanda contohnya. Bantuan tidak hanya diberikan dalam bentuk santunan atau sembako saja, tapi juga obat-obatan dan kebutuhan medis.
“Ketika dipegang oleh dr Tandya juga sangat luar biasa sekali menurut saya. Peran ke masyarakat dan PITI ikut serta di dalam membantu masyarakat. Uluran tangan ini memang dibutuhkan oleh masyarakat,” kata dia.
“Saat pandemi, kami terus mengumpulkan dari warga PITI dalam bentuk obat-obatan dan yang sifatnya medis karena di PITI banyak juga yang profesi dokter,” lanjut Abah Anton.
Ia sendiri bersyukur, seluruh anggota PITI Malang Raya selalu berlomba untuk meningkatkan ibadahnya. Sebagai kontrol, Abah Anton juga memasukkan PITI Malang Raya di bawah pengawasan MUI Malang. Tujuannya supaya tidak ada kesan berbeda antarumat Islam.
“Di situ memang saya ingin ada peran serta dari MUI bahwa PITI ini artinya mempunyai nilai sama karena kita adalah umat muslim. Tidak ada istilahnya PITI dan umat muslim lain itu berbeda. Saya bangga sekali, di PITI ini tidak ada istilahnya atasan atau bawahan. Ini luar biasa sekali menurut saya,” tuturnya.
Selain kegiatan sosial, Abah Anton kini juga tengah menggencarkan upaya dakwah melalui PITI Malang Raya ke daerah-daerah. Ini dilakukan mengingat potensi luar biasa yang dimiliki PITI Malang Raya.
“Kita mencoba mengembangkan sebuah dakwah. Karena hidayah Allah ini bagaimana PITI sekarang mencoba mempunyai peran memberikan dakwah-dakwah untuk bisa tahu dimana kualitas di dalam warga PITI. Kita sudah bisa melihat bahwa muslim Tionghoa banyak yang mulai jadi ustadz,” ungkap Abah Anton.
Lewat kegiatan dakwah itu, diharapkan makin banyak masyarakat yang bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaannya. “Kita ingin berkembang dan menjadi satu bagian keagamaan yang memang memberikan nilai manfaat yang besar. Tidak hanya sosial saja, tapi bagaimana ilmu itu bisa diberikan kepada masyarakat. Untuk warga PITI sendiri dan warga masyarakat yang lain,” tandasnya. (ian/van)