spot_img
Thursday, January 23, 2025
spot_img

Instrumen BAPL Tingkatkan Motivasi Belajar Fisika

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG– Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) prodi S3 Pendidikan Fisika, Tsania Nur Diyana, M.Pd meraih gelar doktor setelah melewati sidang akhir pekan lalu. Disertasinya berjudul “Instrumen Belief and Attitude Toward Physics and Learning (BAPL): Pengembangan dan Validasi”. Dari hasil penelitiannya itu menghadirkan instrumen inovatif untuk mengukur belief dan attitude siswa terhadap fisika.

Instrumen ini berfokus pada dua dimensi utama: penguasaan konsep dan pemecahan masalah. “Perjalanan menyelesaikan disertasi ini penuh tantangan, tapi sangat bermakna,” ungkap Tsania.

Ia menjelaskan bahwa proses penelitian melibatkan pengembangan konstruk, pengujian validasi menggunakan metode seperti Structural Equation Modeling (SEM) dan Rasch, hingga pengumpulan data dari responden skala besar. “Setiap tahap membutuhkan ketelitian luar biasa, terutama dalam memastikan bahwa item instrumen merepresentasikan konstruksi teoritis yang ditentukan,” tambahnya.

Inspirasi disertasi ini muncul dari pengamatan Tsania terhadap siswa yang potensial tetapi kesulitan belajar fisika. “Belajar fisika bukan hanya soal memahami materi, tetapi juga memaknai aktivitas belajar. Sayangnya, instrumen yang ada belum mencerminkan hakikat belajar fisika secara holistik,” jelasnya.

Instrumen BAPL yang dikembangkan Tsania dirancang menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) dan Rasch untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya. Instrumen BAPL memiliki dua dimensi utama, pertama Belief dan attitude terhadap pemecahan masalah – Menekankan pendekatan siswa dalam menyelesaikan masalah fisika serta minat terhadap aktivitas tersebut.

Kedua, Belief dan attitude terhadap penguasaan konsep – Meliputi persepsi siswa tentang hubungan fisika dengan kehidupan nyata dan usaha memahami konsep. Penelitian ini menemukan bahwa belief siswa terhadap relevansi fisika dengan kehidupan sehari-hari memiliki korelasi kuat dengan minat mereka dalam menyelesaikan masalah. “Hal ini menunjukkan pentingnya pembelajaran berbasis konteks kehidupan nyata untuk meningkatkan sikap positif siswa terhadap fisika,” tambah Tsania.

“Hal baru dari BAPL adalah fokus pada dua dimensi tersebut, dengan struktur item yang lebih terarah, validitas dan reliabilitas tinggi, serta penggunaan skala Likert untuk interpretasi respons yang lebih jelas,” jelas Tsania yang kini juga menjadi dosen UNY.

Menurut Tsania, salah satu temuan menarik dari penelitiannya adalah adanya korelasi kuat antara keyakinan siswa terhadap relevansi fisika dalam kehidupan sehari-hari dengan minat mereka menyelesaikan masalah. “Ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis konteks kehidupan nyata mampu meningkatkan minat dan sikap positif terhadap fisika,” pungkasnya. (imm/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img