MALANG POSCO MEDIA – ‘Rombongan Doyan Ghibah.’ Tulisan menggelitik ini adalah banner berukuran kecil 1 meter x 50 cm. Banner ini ditempel di bagian belakang bis rombongan wisata menuju Jogjakarta. Tulisan di banner ini bukan identifikasi penumpang bis, tapi tentu sindiran kepada semuanya.
Ini fakta sosial yang diangkat di banner dan kemudian ditempelkan di bis rombongan wisata. Tujuannya pasti, yang baca happy dan tertawa. Menertawakan diri sendiri masing-masing yang kadang memang juga suka ghibah. Atau jangan-jangan memang doyan ghibah setiap hari. Di rumah, di kafe, termasuk di kantor.
Tunggu dulu! Tulisan kali ini bukan fokus membahas tulisan di banner itu. Apalagi bermaksud ghibah. Tapi tulisan ini berfokus pada rombongan yang sedang happy saat berangkat wisata. Ya, Mei, Juni, dan Juli memang merupakan bulan-bulan wisata. Tour and Travel panen wisata. Rombongan wisata pun beragam. Mulai dari anak PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, komunitas, organisasi, lembaga dan juga perusahaan.
Titel acaranya bisa macam-macam namanya. Jalan-jalan, healing, Studi Tour, Study Excursie, Studi Banding, Family Gathering, Bencmarcking dan lainnya. Tapi esensinya wisata bersama. Tentu saja pasti ada edukasinya. Karena di lokasi-lokasi wisata ada edukasi-edukasi yang bisa diserap dan dipelajari, terutama terkait sejarahnya.
Bagi perusahaan, wisata yang dikemas dengan Family Gathering adalah hal hebat dan luar biasa. Tak bisa dianggap enteng dan biasa. Karena untuk menggelar Family Gathering butuh modal besar. Tak ada ceritanya Family Gathering gratis. Namun modal besar yang dikeluarkan perusahaan pasti sebanding dengan hasil pasca wisata.
Family Gathering dengan berwisata adalah cara untuk membuat karyawan dan keluarganya happy. Kebahagiaan ini penting bagi karyawan dan keluarga. Kebahagiaan ini yang kemudian membuat para karyawan tambah bersemangat dalam bekerja. Rasa bahagia inilah yang merangsang kreativitas, menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab dalam pekerjaan, meningkatkan target dan omset, merawat kebersamaan sebagai keluarga besar.
Saat Family Gathering, semua karyawan dan keluarganya dipastikan happy. Itu karena saat wisata, semua jabatan struktural yang melekat ditanggalkan sejenak. Tugas yang menggunung dan berat dilupakan sejenak. Segala hal yang terkait dengan rutinitas pekerjaan disandarkan sejenak. Semua fokus wisata, bersenang-senang dan gembira. Lupakan pekerjaan! Sejenak 3-4 hari saja!
Pelan tapi pasti kebersamaan itu tumbuh. Di dalam bus, yang awalnya tidak kenal perlahan kenal. Sesama istri karyawan mulai bertegur sapa dan berkenalan. Mulai ngobrol dan gayeng. Sementara yang suka menyanyi mulai karaoke. Potensi-potensi suara merdu mulai dimunculkan.
Saat yang menyanyi suaranya merdu, spontan seisi bis memberikan applaus. Sementara saat yang menyanyi suaranya membangunkan orang tidur, semua pada tertawa. Bukan mengejek tapi tertawa lepas saja. Karena lucu. Tak ada yang tersakiti dengan tertawa itu. Yang ada justru adalah suasana riang yang menyenangkan. Capek dan lelah kerja sebelumnya seketika hilang berganti dengan perasaan happy yang membuncah.
Suasana menyenangkan itu tak hanya terjadi di bis. Tapi di semua rute perjalanan dan lokasi-lokasi wisata yang dituju. Termasuk saat di hotel tempat menginap dan di ikon-ikon Kota yang disinggahi. Pasti ada keseruan, kelucuan dan tingkah konyol dari masing-masing yang bisa membuat tertawa.
Yang biasanya diam saat di kantor, tiba-tiba berani bicara. Yang biasanya tak lincah, jadi sangat atraktif. Yang biasanya tak pernah nyleneh, bisa jadi nyleneh dan sangat lucu. Semua tingkah, ucapan, dan semuanya terasa lepas. Dan yang menyenangkan, semua senang. Bos yang biasanya kejam, seram pun bisa lepas tertawa dan bertingkah lucu. Semua natural dan alami.
Ya suasana wisata yang menyenangkan itulah yang melahirkan kebahagiaan dan kegembiraan. Perasaan senang dan bahagia itu sampai membuat tak terasa waktu berjalan cepat. 4 hari rasanya tak cukup. Masih ingin berwisata lagi, lagi dan lagi. Ya itulah kekuatan wisata. Pengalaman menyenangkan yang melahirkan perasaan senang dan bahagia masing-masing karyawan dan keluarganya.
Perasaan senang dan bahagia karyawan inilah aset tak berwujud yang harus dijaga terus oleh perusahaan atau lembaga. Aset tak berwujud (intangible assets) inilah yang bisa menjadi titik balik lompatan lompatan besar di perusahaan. Aset ini yang bisa melahirkan terobosan, kreativitas program, inovasi, target penjualan melesat, target pemasaran melambung, motivasi kerja meningkat, dan rasa memiliki perusahaan yang semakin kuat. Dan yang terbesar, aset inilah yang kemudian bisa merawat kebersamaan seluruh karyawan. Bersama menjadi Lebih Hebat!.
Dirilis umm.ac.id (17/9/2020), Prof. Dr. Ihyaul Ulum, S.E, M.Si., Ak., CA. Guru besar Universitas Muhammadiyah Malang bidang akuntansi mengatakan, aset terpenting dalam perusahaan-perusahaan start up (seperti Grab, Gojek, Amazon, Tokopedia, Sophie) adalah intangible assets, aset tak berwujud. Intangible assets bentuknya seperti brand, skill (kemampuan), inovasi dan keterampilan. Aset-aset tak berwujud ini tidak dapat dilaporkan dalam laporan keuangan, karena tidak memenuhi kriteria sebagai aset.
Pada perusahaan konvensional, lanjut Ulum, karena tidak dilaporkan seringkali aset-aset tak berwujud ini diabaikan dan tidak dikelola dengan baik. Sementara pada perusahaan start-up, justru aset inilah yang dibentuk, dimunculkan, dikelola dan dihargai sangat tinggi. Intangible assets ini juga disebut dengan istilah Intellectual Capital (IC) atau modal intelektual.
‘’IC adalah aset tak berwujud. IC dapat berbentuk kepercayaan pelanggan, brand image, pengendalian distribusi, budaya organisasi, keterampilan manajemen dan sebagainya,’’ jelas Ulum yang dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Akuntansi pada, Kamis (17/9/2020) lalu.
Family Gathering Keluarga Besar Malang Posco Media ke Dieng-Semarang-Jogjakarta adalah upaya direksi dan manajemen merawat intangible asset perusahaan. Harapannya dengan berwisata, karyawan dan keluarganya happy, senang dan bergembira. Selepas wisata, aset-aset tak berwujud itu kemudian menunjukkan performa, kecepatan dan kegesitan yang luar biasa dalam pekerjaan.
Efeknya kinerja perusahaan makin moncer, omset makin melesat dan laporan keuangan perusahaan terus membaik. Performa perusahaan makin kokoh, karyawan makin guyub. Bekerja dengan nafas wisata agar perusahaan Lebih Hebat.(*/mpm)