MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) digandeng Pemerintah Kota Blitar dalam pelaksanaan pembangunan daerah di bidang kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Kesepakatan bersama diteken langsung Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto ST., MT., Ph.D dan Wali Kota Blitar, Drs. H. Santoso, M.Pd, di Kota Blitar, beberapa waktu lalu.
Kota Blitar yang strategis sebagai jalur penghubung antara Malang Raya dan Kota/Kabupaten di sisi selatan Jawa Timur menjadikan Kota Blitar ramai oleh pergerakan barang dan jasa. Hal ini berdampak positif pada peningkatan perekonomian. Menilik hal tersebut maka Kota Blitar memiliki potensi besar salah satunya dalam sektor pariwisata.
“Banyak sekali potensi Kota Blitar yang bisa ditindaklanjuti (kerja sama.Red) lebih jauh. Hari ini ITN Malang mengawali kerja sama dengan Pemkot Blitar dibidang pengembangan pariwisata heritage,” tutur Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto ST., MT., Ph.D.
Melihat kondisi geografis Kota Blitar, selain potensi pariwisata, sumber daya manusia juga dapat dikembangkan untuk menghasilkan karya kreatif. ITN Malang sebagai kampus berbasis teknologi telah dilengkapi dengan prodi magister. Antara lain magister teknik sipil, teknik industri, teknik elektro, perencanaan wilayah dan kota (magister teknik sipil konsentrasi PWK), dan program doktor manajemen rekayasa.
“Di bidang pengembangan cagar budaya dan pengembangan iptek kami mempunyai banyak sekali produk teknologi tepat guna (TTG) yang bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat khususnya UMKM. Semoga kerja sama antara ITN Malang dan Kota Blitar kedepannya lebih terjalin erat,” harapnya.
Wali Kota Blitar Drs. H Santoso, M Pd, menyatakan, kerja sama khususnya di bidang kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif menjadi misi bagi Kota Blitar. Sumber daya manusia juga harus mampu bersaing dengan kemajuan digitalisasi lewat ekonomi kreatifnya.
“Saya mengapresiasi kerja sama yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar dengan ITN Malang. Harapannya berbagai pengembangan penelitian yang terkait dengan kebudayaan dan pariwisata bisa dikembangkan lagi,” ujarnya.
Menurut Santoso, selama ini yang menjadi andalan Kota Blitar adalah makam Bung Karno yang sudah cukup terkenal dan menyedot wisatawan berkunjung. Maka, perlu adanya sumber-sumber destinasi lain yang bisa dikembangkan. Seperti halnya PETA yang bertempat di komplek taman makam pahlawan (TMP). Pemkot Blitar sudah bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam rangka mendesain pengembangan dan pemanfaatan komplek Peta.
Dulu komplek tersebut sempat beralih fungsi menjadi komplek pendidikan. Ada beberapa sekolahan yang menempati bangunan-bangunan bekas markas pasukan Peta. Sekolahan kemudian dipindah untuk pemerataan pendidikan. Bangunan-bangunan yang belum tersentuh renovasi tersebut kini difungsikan sebagai bangunan cagar budaya, dan akan dibangun Museum PETA Blitar.
Santoso mengarahkan komplek Peta sangat relevan untuk dikaji, dilakukan penelitian, dan dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata kebangsaan. “Saya berharap pada ITN Malang. Saya sangat menyambut positif terhadap kesepakatan bersama ini. Semoga sumbangsih pemikiran ITN Malang dapat dirasakan dan mempunyai nilai historis yang tidak akan dilupakan oleh masyarakat Kota Blitar,” pungkasnya. (imm/jon)