MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menggelar Focus Group Discussion (FGD), Kamis (12/06). Di kegiatan ini ITN Malang bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Malang. Bertempat di Ruang Sidang Pascasarjana Kampus 1 ITN Malang.
FGD mengangkat tema Optimalisasi Air Tanah Sebagai Sumber Air Kawasan Permukiman di Kabupaten Malang. Tujuannya untuk mengumpulkan data dan informasi awal serta masukan konstruktif guna memastikan kajian yang akan dilakukan tepat sasaran dan menghasilkan data yang akurat.
Peserta FGD berasal dari berbagai perwakilan perangkat daerah Kabupaten Malang, termasuk Bappeda, Dinas Perumahan dan Permukiman dan Cipta Karya, Dinas Lingkungan Hidup, serta perwakilan dari Kecamatan Donomulyo, Desa Tulungrejo, dan Desa Sumberoto.
Kepala Lembaga Pengembangan Kerja Sama dan Usaha (LPKU) ITN Malang Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., menyatakan tema yang dikaji sangat menarik, penting, dan urgent untuk didiskusikan saat ini. Menurutnya perkembangan pertumbuhan penduduk dan pengembangan wilayah memiliki implikasi besar terhadap kebutuhan sumber daya air. Pemanfaatan air tanah tidak bisa begitu saja dilakukan, semua butuh kajian yang komprehensif dan terukur agar segala dampak dan risiko dapat dipertimbangkan dengan baik.
Air tanah menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan air. Melalui sumber daya yang ada di ITN Malang, ia berharap agar kerja sama antara ITN Malang dan Balitbangda dapat terus terjalin, memungkinkan ITN Malang sebagai institusi pendidikan untuk terus berkontribusi pada pembangunan di Kabupaten Malang.
“ITN Malang tengah menyusun peta jalan (roadmap) riset baru. Kami akan mengintegrasikannya ke dalam roadmap riset ini. Mengingat sumber daya manusia dan teknologi yang ada di ITN Malang dapat diberdayakan untuk riset tersebut,” katanya.
Mewakili Kepala Balitbang Kabupaten Malang, Sekretaris Balitbang Aprija Wirawan, S.Sos., MAP., menekankan permasalahan kekeringan yang kerap melanda wilayah selatan Kabupaten Malang. Dimana wilayah ini didominasi oleh dataran rendah dan pegunungan kapur yang berisiko kekurangan air tanah saat musim kemarau. Struktur tanah yang kurang menyerap air dan perubahan penggunaan lahan memperparah masalah tersebut. “Berdasarkan data, bencana kekeringan terjadi di beberapa daerah Kabupaten Malang pada tahun 2024 disebabkan oleh berkurangnya curah hujan, kemarau panjang, dan perubahan iklim,” ucapnya.(imm/lim)