MALANG POSCO MEDIA, MALANG – ‘Kalau menginginkan mutiara maka harus berani menyelam di laut yang dalam. Kalau ingin berhasil mendapatkan sesuatu harus mau berjuang’. Pesan sang ayah itu dipegang teguh oleh Profesor Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE. Keteguhan, ketabahan dan kerja keras diterapkan Prof Julianus sejak muda. Hingga kini berhasil meraih jabatan fungsional akademik tertinggi sebagai guru besar.
Setelah 35 tahun mengabdi, Prof Julianus menjadi guru besar dosen Magister Teknik Industri, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Rabu (6/3) kemarin, dia dikukuhkan oleh Ketua Senat ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir.Abraham Lomi, MSEE, IPU, ASEAN Eng, sebagai Profesor Bidang Keilmuan Teknik Industri.
Nasehat sang ayah selalu menjadi motivasi dalam hidupnya untuk meraih keberhasilan. Sebagai pendatang di Kota Malang, keluarga Prof Julianus saat itu serba pas-pasan. “Maka pilihannya tidak lain belajar sungguh-sungguh dan bekerja keras,” terang suami dari Luki Taning Sinta Arfiwati ini.
Karir putra kelahiran Surabaya 1961 ini tergolong gemilang. Tahun 1985, Julianus diterima sebagai staf recording di almamaternya. Usai lulus tahun 1986 ia direkrut sebagai asisten dosen, dan di tahun 1989 ia diangkat sebagai dosen.
Selanjut, dengan biaya dari ITN Malang Julianus ditugaskan belajar ke ITB Bandung mengambil jurusan teknik dan manajemen industri. Kala itu ia menjadi satu-satunya magister teknik industri di ITN Malang dari lulusan ITB.
Lulus pascasarjana ITB karirnya mulai naik, tahun 1992-1999 Julianus menjabat sebagai ketua jurusan teknik industri S-1. Tahun 2000-2004 berkesempatan juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M).
Bahkan jabatan ini diemban kembali di periode tahun 2010-2015, setelah sebelumnya antara tahun 2005 – 2007 sebagai kaprodi magister teknik industri program pascasarjana, dan 2008-2010 menjabat kembali sebagai ketua jurusan teknik industri S-1.
Pada tahun 2010-2014 atas dorongan kolega dan teman-temannya Julianus melanjutkan studi doktoral di Universitas Brawijaya (UB) bidang ilmu teknik mesin, peminatan teknik industri, lewat jalur beasiswa LPDP. Usai menyelesaikan doktoral, tahun 2015 Julianus diangkat sebagai Wakil Rektor II ITN Malang, Bidang Keuangan hingga tahun 2019.
Sebagai dosen Prof Julianus selalu memberikan pesan kepada mahasiswa agar pendidikan dijalankan dengan sungguh-sungguh, berjuang, dan tekun. Harus bisa membagi waktu, dan meluangkan waktu mendalami apa yang sudah diberikan oleh dosen.
“Alhamdulillah usaha keras, dan semangat mengantarkan saya sampai titik ini. Memang untuk sukses harus serius bersungguh-sungguh. Tanpa istiqomah agak berat kalau semua dikerjakan di penghujung waktu,” tutur Prof Julianus yang juga merupakan alumnus Teknik Industri S-1 ITN Malang angkatan 1980 ini.
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D menilai keberhasilan Prof Julianus berkat konsistensinya melaksanakan tugas tri dharma perguruan tinggi. Yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Kita bersyukur dengan penambahan profesor di lingkungan ITN Malang. Maka sekarang kita sudah memiliki sembilan profesor,” ucapnya usai acara pengukuhan.
Saat ini, ITN Malang juga memiliki 20 dosen dengan jabatan Lektor Kepala. Dengan begitu tinggal selangkah lagi mereka akan menjadi guru besar. “Kami akan lakukan pendampingan, sehingga tahun 2026 akan ada 20 profesor baru,” tandasnya. (sir/imm)