MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Salah satu unsur penentu teh yang berkualitas adalah tingkat kandungan klorofil pada daunnya. Klorofil adalah zat hijau yang terdapat pada tumbuhan. Klorofil memiliki fungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri. Kandungan klorofil pada daun teh dapat diketahui dengan cara uji laboratorium, tetapi cara tersebut kurang efektif untuk memantau kualitas teh.
Hal itu diungkapkan Sulistia Ningrum, dari hasil penelitiannya. Dia merupakan salah satu lulusan terbaik ITN Malang, yang dikukuhkan beberapa hari lalu. Sulistia menjelaskan, terdapat cara cepat dan efisien untuk melakukan pemantauan kualitas teh dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. “Yakni dengan memanfaatkan Citra Sentinel-2A dengan cara mencari beberapa nilai indeks vegetasi lalu dihubungkan pada kandungan klorofil daun teh,” katanya.
Sulistia Ningrum merupakan lulusan terbaik Teknik Geodesi S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) pada wisuda ke-72 periode II tahun 2024. Sulis kuliah dengan Program Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kemendikbud RI, dan berhasil meraih IPK 3.55.
“Dengan penginderaan jauh pihak pengelola (PTPN) bisa mengetahui kesehatan dan kualitas tanaman teh tanpa harus terjun langsung ke lapangan. Cukup memanfaatkan citra satelit sentinel 2A,” ujar Sulis.
Pada penelitiannya dara asal Nganjuk Jawa Timur ini memantau kualitas teh di Perkebunan Teh Wonosari di Desa Toyomarto Kecamatan Singosari, dan Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang Kabupaten Malang dibawah naungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan indeks vegetasi serta hubungan antara indeks vegetasi dengan kandungan klorofil pada tanaman teh dengan cara analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan Citra Sentinel-2A memiliki hubungan yang sangat lemah dengan kandungan klorofil daun teh.
Dikatakan Sulis, tidak semua indeks vegetasi secara langsung dapat berhubungan dengan kandungan klorofil. Terdapat variabel lain yang mempengaruhi hasil regresi, yaitu dari usia tanaman, tingkat stress, penyakit tanaman, atau nutrisi tanah. Faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat hubungan antara kandungan klorofil pada tanaman teh dengan indeks vegetasi.
“Tidak semua indeks vegetasi bisa dihubungkan dengan klorofil. Ada variabel lain yang mempengaruhi jumlah klorofil. Seperti intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban (faktor lingkungan),” tuturnya.
Tanaman teh selama ini belum pernah diteliti. Umumnya mahasiswa melakukan penelitian penginderaan jauh pada tanaman padi dan kopi. “Karena saya pencinta minuman teh dan tertarik dengan teh. Jadi saya coba penelitian ini,” terangnya. (imm/udi)