MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mendapatkan penilaian tertinggi dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM 2021). Berdasarkan itulah, ITN Malang mendapat Penghargaan Peduli Tata Ruang dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi pelaksanaan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Tahun 2021.
Penghargaan tersebut diumumkan pada rangkaian terakhir Rapat Kerja Nasional Kementerian ATR/BPN di Shangri-La Hotel Jakarta. ITN Malang mendapat nilai tertinggi program MBKM yang dilaksanakan Kemendikbud-Ristek bersama Direktorat Jenderal Tata Ruang.
Wakil Rektor I Bidang Akademik ITN Malang, Dr. F. Yudi Limpraptono, ST. MT menyatakan rasa bangganya atas prestasi tersebut. Menurutnya, sudah kewajiban perguruan tinggi untuk melaksanakan peraturan menteri sebagai upaya program MBKM.
ITN Malang selama ini sudah berpartisipasi, dan mendapat apresiasi dalam pelaksanaan MBKM. Antara lain diperolehnya beberapa hibah terkait kurikulum MBKM, pertukaran mahasiswa MBKM 2021, magang MBKM, dan lain-lain.
“Institusi merasa berbangga atas pencapaian tersebut. Terkait dengan prose magang, kami cukup bangga banyak mahasiswa yang lolos. Bahkan, magang di Kementerian ATR/BPN mahasiswa ITN terbanyak tahun kemarin,” ujar Yudi saat ditemui di ruangannya beberapa waktu lalu.
Yudi berharap, kedepannya kegiatan MBKM ITN Malang semakin meningkat. Salah satu upaya peningkatan tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi lebih awal kepada program studi, dan mahasiswa. Saat ini ITN Malang sedang mempersiapkan mahasiswa Program PMM-DN (Pertukaran Mahasiswa Merdeka-Dalam Negeri), yang memasuki tahap pendaftaran.
Harapannya mahasiswa yang mengambil program PMM-DN 2022 bisa sampai 100 mahasiswa. “Semoga nantinya kegiatan MBKM semakin banyak peminatnya. Baik program magang, studi independen, PMM-DN, dan lain sebagainya,” kata Yudi.
Penilaian tertinggi sebagai perguruan tinggi terbaik dalam Program MBKM 2021 dari Kementerian ATR/BPN tidak lepas dari peran serta mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) S-1 ITN Malang. Magang bersertifikat ini diikuti oleh 55 mahasiswa PWK, baik secara online maupun offline dari total yang mendaftar 60 mahasiswa.
Dikatakan Kaprodi PWK ITN Malang, Dr. Agung Witjaksono, ST.MT., mahasiswa yang mengundurkan diri magang MBKM disebabkan karena lokasi penempatan yang terlalu jauh, dan sebab lainnya. “Selain online juga ada yang offline. Kemarin mahasiswa tersebar di banyak kabupaten, ada yang di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain,” ujar Agung.
Dijelaskan Agung, apresiasi dari Kementerian ATR/BPN ditinjau dari beberapa penilaian. Selain jumlah terbanyak mahasiswa PWK yang lolos magang, juga dilihat dari prestasi mahasiswa saat magang yang dinilai oleh masing-masing dinas tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan magang.
Magang PWK ITN Malang dilaksanakan selama enam bulan, walaupun awalnya Kementerian ATR/BPN memberikan waktu minimal tiga bulan. Waktu enam bulan tersebut merupakan usulan dari Prodi PWK ITN Malang. Pasalnya, waktu tiga bulan dirasa belum cukup bagi mahasiswa untuk melaksankan magang secara maksimal. Sehingga dengan waktu enam bulan mahasiswa bisa melaksanakan magang sampai tahap analisis. (imm)
