Wednesday, February 19, 2025

Jadi Ikon Baru, PKL di Stadion Kanjuruhan Ditata Ulang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Penataan pedagang kaki lima (PKL) di Stadion Kanjuruhan diseriusi. Ini guna menjaga kenyamanan dan ketertiban. Terlebih Stadion Kanjuruhan telah rampung direnovasi.

Terlihat kemarin, beberapa PKL mulai melakukan pembersihan.  Sementara itu, di pagar luar Stadion Kanjuruhan terpasang  banner membentang bertuliskan, ‘Dilarang Berjualan di Depan Pagar Stadion Kanjuruhan’. Di bawah kalimat ini bertulis ‘Perda No 11 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Keteriban Umum’.

-Advertisement- Pengumuman

Di sisi lain, peresmian Stadion Kanjuruhan yang mulanya dijadwalkan pada 21 Januari 2025 masih belum pasti. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang masih menunggu jadwal resmi dari pemerintah pusat terkait.

“Kalau peresmian dari presiden masih menunggu tim dari sana. Karena sampai saat ini rupanya belum ada. Dan kemungkinan tertunda,” kata Kepala Dispora Kabupaten Malang, M. Hidayat saat ditemui  Malang Posco Media, Senin (20/1) kemarin.

Pemkab Malang melalui Dispora Kabupaten Malang dan Kementerian PU masih menunggu kepastian perihal Presiden Prabowo Subianto meresmikan Stadion Kanjuruhan.

“Dari pihak PUPR (Kementerian PU) sendiri belum memastikan kapan kepastiannya. Apalagi kami, di daerah. PUPR aja yang punya gawe menyatakan belum tau,” imbuh Hidayat.

Sementara itu mengenai penataan PKL, lanjut Hidayat, adanya PKL yang  terdapat di sekitar trotoar atau badan jalan, depan pagar Stadion Kanjuruhan terkesan kumuh. Namun terlihat kemarin sudah tidak ada PKL, termasuk tendanya.

“Mereka tidak konsisten, katanya mau bongkar pasang. Belum lagi tendanya juga tidak seragam, dan mengganggu lalu lintas. Karena yang parkir di sana truk-truk besar. Kalau pagi itu jadi mengganggu,” bebernya.

“Nah itu kami tertibkan berkoordinasi dengan Satpol PP dan melakukan rapat. Akhirnya disetujui dan dikosongkan,” sambung Hidayat sembari menyampaikan   PKL disiapkan tempat di dalam yang masih ada area luas.

Ada sekitar 20 PKL sebelumnya berjualan di trotoar. Setelah adanya penertiban, PKL dapat berjualan di dalam sekitar luar Stadion Kanjuruhan, termasuk pada malam hari diperbolehkan. Dengan catatan tetap tertata rapi sesuai aturan yang diberlakukan oleh Dispora Kabupaten Malang.

Sementara itu, pedagang yang berada di belakang Stadion Kanjuruhan juga akan dipindahkan. Sebab, lokasi yang sekarang tempat mereka  berjualan berdekatan dengan monumen Tragedi Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Dijelaskan Hidayat, pihaknya dengan pihak  pemilik kios yang dikenakan retribusi yang berada di belakang  sudah menggelar rapat dan menuai kesepakatan. Bahwa adanya monumen sudah bagus maka dibutuhkan kebersihan di sekitarnya. 

“Namun pinggir-pinggirnya kumuh kan tidak mungkin. Akhirnya kami, atas perintah Pak Bupati mengarahkan itu segera supaya tidak di situ. Jadi ditata yang baik di sebelahnya atau di mana gitu cari tempatnya. Dan itu kami lakukan. Makanya sekarang ada pembongkaran-pembongkaran,” paparnya.

Hidayat menambahkan kedepannya akan membangun 90 lapak dalam bentuk food court atau semacamnya dengan mengajukan anggaran Rp 6 miliar. Lokasinya direncana pada bagian belakang dan memutar.

“Hanya untuk sementara ini, kami memang keterbatasan anggaran. Kami baru mengajukan Rp 6 miliar. Tapi baru disetujui Rp  1 miliar. Ini mungkin hanya bisa membangun  beberapa saja,” tambahnya. 

Ketua Paguyuban Pedagang di Stadion Kanjuruhan, Oscar Amrullah menyampaikan dengan renovasinya Stadion Kanjuruhan akan menjadi ikon, khususnya Malang Selatan dan Aremania.

“Pedagang nanti akan ditempatkan di sebelah timur mungkin sebagian, sambil penataan. Karena dengan renovasi ini mungkin Kanjuruhan ini menjadi ikon khusus Malang Selatan, Aremania,” ujarnya saat ditemui di sela pembersihan. 

Dengan penataan pedagang akan jadi rapi. Oscar berharap pedagang, nanti ditempatkan di lokasi yang strategis sehingga, juga meningkatkan PAD dan dagangan mereka akan tambah laris.

Disebutkan dia, dahulunya terdapat 350 pedagang yang menjadi anggota paguyuban. Setelah renovasi diutamakan yang rutin setiap hari berjualan. Tinggal 100 orang pedagang menjadi anggota.

Oscar melanjutkan   pedagang mengharapkan bisa ke depan dengan penataan ulang, tenda yang sama fleksibel dan bongkar pasang. Kemudian malam sendiri-sendiri kembali. 

“Kalau seperti saat ini, pedagang banyak yang merugi, minim penghasilan. Masalahnya di belakang. Dari luar enggak begitu kelihatan. Banyak pengunjung yang enggak tahu kalau di belakangnya ada kegiatan,” pungkas Oscar. (den/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img