MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mengukur hasil pendidikan dan pengajaran siswa SMK perlu adanya Uji Kompetensi. Namanya Uji Kompetensi Keahlian (UKK). Ini dilakukan SMK PGRI 3 Malang (Skariga), sejak pekan lalu. Berakhir pada Selasa (3/7) besok.
Semua siswa kelas 10 serentak UKK. Di semua bidang keahlian. Mereka mengikuti uji kompetensi untuk mengetahui kelayakan naik tingkat. Dan Skariga tidak main-main dalam hal ini.
Meskipun diuji oleh internal guru tetapi standar ujian yang diterapkan sudah standar industri. Siswa harus serius. Kalau tidak, maka bisa remidi. “Untuk kelas 10 UKK masih dilakukan oleh internal guru sendiri. Baru nanti ketika kelas 12 siswa akan diuji langsung oleh pihak industri,” ujar Kabid Humas dan Marketing SMK PGRI 3 Malang, Riyandi Agung, S.Or saat dihubungi Malang Posco Media, Minggu (2/7) kemarin.
Riyan menegaskan, UKK kelas 10 mengikuti SOP dan juknis industri. Sehingga di kelas 12 nanti mereka sudah siap diuji industri karena treatment yang diberikan sejak kelas 10. “UKK ini merupakan uji hasil pembelajaran selama satu semester,” kata dia.
Dia memaparkan, kriteria penilaian dalam UKK meliputi banyak hal. Yang utama adalah keterampilan dan kecakapan. Karena di UKK dominan praktik.
“Kalau ternyata belum kompeten terpakai kami berikan remedial. Sampai akhirnya siswa benar-benar kompeten sesuai dengan level kelasnya,” terangnya.
Adapun UKK bagi kelas 11 biasanya dilaksanakan setelah masa praktek kerja industri (Prakerin). Namanya UKK pasca prakerin. Tujuannya sama. Untuk menilai kompetensi siswa sebelum naik kelas 12.
Riyan menjelaskan, UKK merupakan tahapan yang penting untuk menjadi tolak ukur kemampuan atau kompetensi siswa. Dengan UKK guru juga menjadi mengetahui pencapaian yang sudah dihasilkan. “Misalnya pun ada yang tertinggal bisa segara dicapai,” imbuhnya.
Manfaat lain dari UKK, adalah siswa dapat mengetahui up to date perkembangan ilmu dan informasi yang ada di industri. Maka materi ajar harus juga menyesuaikan dengan perkembangan tersebut.
Seperti dunia otomotif yang kini sudah banyak mengembangkan sistem injeksi. Termasuk bidang-bidang yang lain mengalami banyak kemajuan. “Guru dan Siswa Skariga harus adaptif terhadap perubahan tersebut,” tegasnya.
Menurutnya, kompetensi dan skill yang dimiliki siswa sangat menentukan karir mereka pasca lulus dari Skariga. Maka potensi yang mereka miliki, harus benar-benar dapat diasah.
Masa sekolah hendaknya menjadi momentum untuk benar-benar mengembangkan potensi tersebut. Dan nyatanya, banyak lulusan Skariga yang diminati Dudi. Tidak sedikit yang belum lulus pun sudah direkrut kerja.
Itu tidak lain karena kompetensi dan skill siswa Skariga yang berkualitas. (adv/imm)