MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Berdasarkan data dari 135 korban meninggal Tragedi Kanjuruhan, diketahui setidaknya ada 11 korban yang meninggalkan anak usia sekolah. Hal tersebut langsung direspon oleh Crisis Center Arema FC dengan memberikan bantuan pendidikan hingga jenjang SMA.
Distribusi bantuan pendidikan pun sudah disalurkan sejak Selasa (25/10) kemarin. Dimulai dengan mendatangi kediaman almarhum Iwan Junaedi atau yang akrab disapa Sam Nawi di Singosari, Kabupaten Malang. Sam Nawi meninggalkan tiga anak dengan status yang masih mengenyam pendidikan.
“Data yang kami terima dari 135 korban meninggal ini ada sekitar 11 korban yang meninggalkan anak masih usia sekolah, ini yang harus menjadi perhatian khusus. Hal ini yang menjadi latar belakang bahwa Crisis Center Arema FC merasa perlu untuk memberikan bantuan pendidikan,” ungkap Koordinator Crisis Center Arema FC, Ruben Fahru Ulum.
Selain langsung berkomunikasi dengan pihak keluarga, Crisis Center Arema FC juga melakukan komunikasi dengan pihak sekolah untuk koordinasi mengenai biaya pendidikan yang dibutuhkan oleh anak-anak korban Tragedi Kanjuruhan. Hal ini juga berlaku untuk anak korban meninggal yang lainnya.
“Komunikasi dengan sekolah juga kita lakukan, kita akan berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait biaya apa saja yang dibutuhkan oleh anak-anak yang orang tuanya menjadi korban tragedi Kanjuruhan,” jelasnya.
Sementara itu, Selasa (25/10) kemarin, tim Crisis Center Arema FC juga menyalurkan bantuan dari Indosiar untuk keluarga korban meninggal dunia yang berdomisili di Tajinan, Bululawang, Pakisaji, Dau, Singosari dan Kota Batu. Bantuan kemarin disalurkan untuk 14 korban meninggal yang diterima para ahli waris.
“Kami ikhlas dan tabah atas musibah yang terjadi. Kami berterima kasih atas santunan yang diberikan. Mohon terus didoakan semoga almarhum husnul khotimah. Kami juga berterima kasih tadi pihak Arema FC juga bermaksud memikirkan pemberian bantuan biaya pendidikan anak -anak,“ ujar Eka Wulandari, istri dari almarhum Sam Nawi Singosari. (bua)
