Kisah “Bapak Kucing” Berhenti Kerja Urusi Anabul
Anggara Palguna berani mengundurkan diri dari pekerjannya sebagai karyawan swasta demi kucing. Ia yakin ini keputusan terbaiknya karena ia mempercayai bahwa “passion” ditambah usaha dan keyakinan bisa membuahkan hasil terbaik. Terlebih yakin terhadap kucingnya sendiri.
========
MALANG POSCO MEDIA– Jika tidak mengambil keputusan itu pada tahun 2022 lalu, Anggara Palguna bisa jadi tidak akan dikenal se Malang Raya dengan sebutan “Bapak Kucing”. Kini Rapal, sapaan akrabAnggara Palguna populer di dunia media sosial sebagai selebgram atau content creator yang selalu dikaitkan dengan konten-konten mengenai kucing.
Selebgram Malang yang memiliki 102 ribu followers di Instagram dan 447 ribu di Tiktok ini mengaku bahwa dulunya ia bekerja sebagai customer service (CS).
“Nah saya itu sejak 2015 kerja sebagai CS. Tapi di 2020 mulai iseng-iseng download Tiktok. Ndak ada tujuan apa-apa hanya download dan saat itu juga username saya Bapak Kucing. Karena suka kucing. Lalu pelan-pelan buat konten-konten dengan kucing saya namanya Bruno,” papar pria kelahiran tahun 1992 ini.
Beberapa kontennya kemudian masuk dalam “For Your Page” di Instagram maupun Tiktok. Akan tetapi salah satu kontennya yang meledak di tahun 2021 lalu. Saat itu ia membuat konten mengenai kisah seseorang dengan berkubutuhan khusus yang memberi perhatian pada kucing.
Di sanalah ia makin tergerak untuk membuat konten mengenai kucing. Pelan-pelan tetapi konsisten hingga saat ini, seluruh kontennya pun mendapat perhatian di dunia media sosial.
“Nah karena semakin banyak yang FYP dan mulai masuk endorse-endorse, di 2022 saya memutuskan resign dari kerjaan CS. Saya nekat saja dan lebih ingin fokus di konten kreator saja. Di situlah baru garapan-garapan konten makin serius,” papar alumnus Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Sejak saat itulah sebutan “Bapak Kucing” semakin melekat di diri Rapal. Tidak hanya itu, ia semakin tergerak untuk membangun “awareness” masyarakat Malang Raya untuk lebih memperhatikan kucing. Terutama kucing liar atau jalanan.
Dari situ pula ia tergerak melakukan rescue. Sejak ia konsen sebagai konten kreator yang mengutamakan konten mengenai kucing, semakin sering Rapal “menyelamatkan” atau mengadopsi kucing di jalan yang ia temukan.
“Sekarang di rumah ada 14 kucing hasil rescue. Mereka kebanyakan saya ambil dari jalan. Mereka semua strat cat. Kasihan. Jadi saya ambil dan bawa pulang,” paparnya.
Karena semakin banyak kucing yang ia rawat dan selamatkan, dari pendapatan mengisi konten di sosial media ia membuat ruang khusus di rumah. Yang dia sebut “Cat Room” khusus satu ruangan ia buat untuk menjadi rumah bagi kucing-kucing jalanan yang dia “rescue”.
Sekalian ini Rapal jadikan konten di sosial medianya. Dan mendapat banyak respons positif dari warga bukan hanya warga cat lovers.
“Ada beberapa yang kemudian DM (Direct Message) mau adops kucing yang saya rescue. Jadi kucing-kucing ini diadopsi dan mereka akhirnya punya rumah mereka sendiri. Senang rasanya,” tutur Rapal yang juga memiliki bisnis Sambal Lombok itu.
Dari konsistensi membuat konten sosial media tentang kucing, rejeki Rapal dari endorse dan kolaborasi brand-brand besar semakin terbuka. Hal yang membuatnya semangat adalah ketika sejumlah brand mengajaknya kolaborasi.
Brand-brand seperti GoJek, Minisoo, hingga Spotify sempat menjadi mitra dan kolaboratornya. Ia mengisi konten-konten menarik tentang kucing bagi brand-brand ternama tersebut.
“Konten saya saat ini tetap mengajak masyarakat dan mengedukasi untuk merawat kucing dan sayang kucing. Terus membangun kesadaran bagi masyarakat bagaiamana merawat stray cat dan sebagainya. Dan ini juga membuka peluang rejeki,” kata Rapal yang juga memiliki kebiasaan Street Feeding setiap hari untuk kucing-kucing di jalanan. (sisca angelina/van)