MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dalam rangka meningkatkan produktifitas dan kemandirian eks-ODGJ, Yayasan Sedekah Masyarakat Indonesia (Semain) menyalurkan bantuan bahan batik ciprat di Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Rabu (28/12) kemarin. Program ini merupakan realisasi Call Sosial For Inovation (CSI) YBM PLN 2022 yang merupakan mitra kerja Yayasan Semain.
Ketua Pembina Yayasan Semain Ruwiyanto S.Kom menjelaskan bantuan yang diberikan meliputi waterglas, malam, kain, pewarna hingga kompor lengkap dengan tabungnya. Tidak sekadar bantuan alat saja, namun Yayasan Semain juga hadir untuk memberi pendampingan.
“Kami berkomitmen melakukan pendampingan selama satu tahun ke depan karena ini merupakan pilot project. Harapan kami, gol besar kami, Desa Wonorejo ini ke depan bisa menjadi sentra batik ciprat di Kabupaten Malang,” terang Ruwiyanto.

Pihaknya juga berupaya agar ke depan batik ciprat dari Wonorejo akan membanjiri media sosial. Sebab sebelum ini ia sudah memulai untuk menggandeng praktisi digital marketing.
“Jadi tidak hanya pelatihan batik ciprat saja, tapi juga pendampingan digital marketing. Pemasarannya akan kita kawal. Kemudian juga bisa melalui pengusaha-pengusaha yang ada di Malang Raya ini,” katanya.
Yayasan Semain diketahui menjadi satu satunya lembaga sosial kemanusiaan yang dipilih oleh YBM PLN Pusat Jakarta untuk melakukan pendampingan anak berkebutuhan disabilitas di Jawa Timur khususnya disabilitas mental di Malang.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Malang Retno Tri Damayanti mengapresiasi kegiatan yang luar biasa ini. Sebab untuk memberi pendampingan kepada eks ODGJ ini tidak mudah dan butuh perhatian ekstra.
“Kalau ini menjadi pilot project dan berhasil, maka bisa menjadi tolok ukur pembinaan ODGJ di Kabupaten Malang. Mudah-mudahan tidak berhenti sampai disini,” ujar Retno.
Ia juga terkesan kepada Yayasan Semain yang selama ini telah konsisten melakukan pendampingan terhadap eks ODGJ maupun kalangan disabilitas. Ia berharap, ke depan bisa dilanjutkan ke daerah daerah lain di Kabupaten Malang yang juga membutuhkan perhatian dan pendampingan.
“Di Kabupaten Malang ini dengan 33 kecamatan, masih banyak yang butuh sentuhan pelatihan seperti ini. Yang belum pernah tersentuh dan sangat perlu seperti Poncokusumo dan terutama daerah Malang Selatan belum kita sentuh,” ungkapnya.
“Kita mengalokasikan program juga melihat, tidak hanya sasaran saja, tapi kalau kader tidak komitmen, programnya tidak berkelanjutan. Mudah mudahan tahun depan terus berkolaborasi ,” pungkas Retno. (ian/adv/aim)