MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Batik, salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO, terus menjadi kebanggaan bangsa. Di Malang, motif khas seperti Topeng Malangan semakin menunjukkan identitas budaya kota ini. Salah satu penggiatnya adalah Aulya Rishmawati, perajin Batik Blimbing Malang yang telah aktif memperkenalkan batik khas Malang sejak 2011.
“Kami ingin batik Malang dikenal luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Karena itu, rumah produksi kami selalu terbuka untuk kunjungan wisatawan dan edukasi,” ungkapnya.
Batik Blimbing Malang mengangkat ikon-ikon khas Kota Malang seperti Topeng Malangan, Masjid Jami’, Tugu Malang, dan kawasan Kayutangan Heritage. Motif-motif ini dirancang tidak hanya untuk menjaga tradisi tetapi juga menampilkan sisi modern melalui warna dan corak kontemporer, menjadikannya menarik bagi segala kalangan, termasuk generasi muda.
“Keaslian batik tulis tetap menjadi andalan Batik Blimbing Malang meski di tengah maraknya produksi batik cap dan print. Membatik dengan canting adalah seni yang butuh pengalaman dan pembiasaan. Ini yang membedakan batik asli dengan produk lain di pasaran,” jelasnya.
Harga batik tulis dari Batik Blimbing bervariasi, mulai dari Rp 750 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung kerumitan motif. Sementara batik cap dijual dengan harga lebih terjangkau, mulai dari ratusan ribu rupiah.
Kualitas dan keunikan inilah yang membuat Batik Blimbing sering dijadikan oleh-oleh khas Kota Malang oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Rumah produksi Batik Blimbing juga menjadi pusat edukasi batik. Mereka rutin mengadakan workshop untuk berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
“Melalui edukasi ini, kami ingin mengenalkan proses membatik kepada masyarakat agar semakin banyak yang mencintai batik,” tambahnya.
Selain di pasar lokal, batik tulis Batik Blimbing Malang telah merambah pasar internasional. Konsumen dari negara-negara seperti Jepang, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat menunjukkan apresiasi tinggi terhadap karya-karya ini. Turis asing sering membeli batik tulis nya karena nilai autentik.
Setiap bulan, Batik Blimbing mampu menjual hingga 10 kain batik tulis dan 50 kain batik cap. Produk dengan motif unik seperti Topeng Malangan dan Burung Manyar menjadi favorit konsumen, terutama anak muda yang mencari batik dengan gaya modern.
“Batik adalah warisan budaya yang harus kita banggakan. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Melalui karya kami, kami berharap batik tetap hidup di tengah perubahan zaman,” tandasnya. (adm/aim)