spot_img
Sunday, May 5, 2024
spot_img

Jaga Kesehatan Telinga dengan Batasi Penggunaan Earphone

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Dokter umum Dr. Madhita Kasoem, M.Sc, Aud-vestMed, yang merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), telah menjelaskan dampak negatif dari penggunaan earphone atau alat pendengar musik lainnya terhadap kesehatan telinga, terutama jika penggunaannya berlebihan.

Saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta pada hari Senin (5/9), dokter tersebut mengungkapkan bahwa alat pendengar musik yang langsung terhubung ke telinga memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan gangguan pendengaran dibandingkan dengan penggunaan speaker. Ini disebabkan oleh fakta bahwa suara yang dihasilkan oleh speaker atau pelantang suara memiliki jangkauan yang lebih luas, sehingga telinga tidak langsung terpapar secara intens dengan suara yang dihasilkan oleh alat tersebut.

Penggunaan earphone atau alat pendengar musik yang terlalu lama atau dengan volume yang terlalu tinggi dapat menyebabkan stres pada telinga, merusak sel-sel pendengaran, dan bahkan dapat mengakibatkan gangguan pendengaran permanen. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhati-hati dan membatasi penggunaan alat pendengar musik, serta menjaga tingkat volume yang aman agar melindungi kesehatan telinga kita.

“(Sebaliknya), earphone kan langsung suaranya ke telinga semua. Intinya, itu ada pengaruhnya,” kata Madhita.

Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan akibat pemakaian earphone terlalu lama dan volume terlalu tinggi, antara lain penurunan pendengaran, infeksi telinga, dan lainnya. Dalam kondisi parah, menggunakan earphone juga dapat memicu kecelakaan karena kurang awasnya diri terhadap lingkungan sekitar.

Meski demikian, ia tetap membolehkan penggunaan earphone dalam batasan yang wajar, seperti tidak menggunakannya terlalu lama dan tidak mengencangkan volume earphone.

Jika suara dari earphone sudah terdengar oleh orang lain, sebaiknya segera turunkan volume suara earphone karena hal tersebut menandakan volume suara sudah terlalu tinggi.

“Kalau kita mendengarkan earphone, terus orang di samping sudah bisa dengar, berarti itu sudah terlalu keras (suaranya),” kata dokter lulusan University College London tersebut.

Berdasarkan aturan dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), batas untuk mendengarkan suara melalui earphone sebesar 85 desibel. Jika melewati batas tersebut selama beberapa waktu, dikhawatirkan hal tersebut dapat memicu gangguan pendengaran, baik bersifat sementara maupun permanen.

Madhita mengatakan salah satu tanda saat telinga mulai mengalami gangguan, terutama dari pemakaian earphone terlalu lama adalah telinga yang berdenging. Ketika telinga mulai berdenging, sebaiknya kurangi pemakaian earphone untuk menghindari risiko gangguan pendengaran.

“Awalnya telinga berdenging, terus lama-lama mulai nggak jelas untuk mendengar, penurunan pendengaran,” kata Madhita.

Selain mendengarkan musik melalui earphone, Madhita juga mengingatkan untuk memperhatikan aktivitas mendengar saat mengunjungi festival musik atau konser. Meskipun tidak menggunakan earphone, suara speaker yang dihasilkan acara-acara tersebut cukup besar dan dapat memengaruhi kualitas pendengaran.

Oleh karena itu, Madhita menyarankan untuk mengistirahatkan telinga saat mengunjungi acara-acara dengan suara keras, misalnya menepi sejenak ke tempat yang lebih tenang. Setelah beberapa waktu atau dirasa telinga sudah cukup bersitirahat, aktivitas menonton konser atau festival dapat dilakukan kembali.

“Istirahatkan dulu, keluar dulu berapa lama. Terus, kita kembali lagi,” kata Madhita.

Selain mengistirahatkan telinga sejenak, pemakaian penyumbat telinga atau ear plug juga dapat dilakukan untuk menjaga telinga dari suara yang terlalu keras. Dengan menjaga telinga dari suara bising, hal tersebut dapat menurunkan risiko gangguan pendengaran yang dapat terjadi di masa mendatang. (ntr/mpm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img