.
Friday, November 8, 2024

Aremania Ingin Menang Besar, Aji Tak Peduli

Jaga Rekor!

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim Singo Edan tak pernah kalah dari Persebaya selama bertanding di Malang. Kurang lebih 30 tahun, rekor itu terjaga dan wajib dipertahankan selama mungkin. Termasuk ketika menjalani derbi lagi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Sabtu (1/10) besok, Arema FC wajib menjaga angkernya Bumi Arema bagi tim Bajul Ijo.

- Advertisement -

“Sejak berdiri Arema tak pernah kalah dari Persebaya saat main di kandang. Pertemuan pertama seingat saya Piala HUT Arema, tahun 1992,” ujar Eko Fitri Cahyono, Aremania asal Kayutangan, salah satu pecinta duel klasik antara Arema melawan Persebaya.

Ia pun bersemangat menyambut pertemuan yang sudah memasuki tahun ke-30. Eko berharap Arema FC bisa mempertahankan catatan tersebut. “Pantang untuk kalah. Pertahankan rekor tak terkalahkan. Kalau bisa buat rekor kemenangan besar,” harap dia.

Seluruh elemen tim pun memiliki tekad yang kuat untuk menang, yang muaranya adalah mempertahankan rekor untouchable dari Persebaya ketika berlaga di Malang. Apalagi, ketika setiap hari mendapatkan penegasan kemenangan, yang dianggap pula sebagai harga diri Arek Malang dalam laga derbi.

“Semua pasti ingin menang. Ingin itu terjaga (rekor),” ujar Manajer Arema FC M. Ali Rifki. Dia menuturkan, mulai dari pemain, pelatih, manajemen, official dan Aremania tentunya telah berupaya keras untuk bisa memuluskan misi menang ini.

Sehingga, kini tinggal dalam hitungan dua hari, konsistensi semangat juang tersebut harus terjaga, demi kemenangan atas Persebaya. “Kita semua harus selalu upayakan dan kerja keras. Jangan lupa pula disertai doa, semoga atas seizinnya semua bisa terwujud,” tambah dia.

Pelatih Arema FC Javier Roca mengatakan, bila laga derbi memang selalu menghasilkan tekanan tersendiri. Akan tetapi, ditegaskannya tekanan memang selalu ada, apalagi di Arema FC. Sehingga dia meminta pemainnya untuk tenang dalam menghadapinya.

“Setiap hari pasti ada tekanan. Tapi, kasih tunjuk yang terbaik,” katanya. Malahan, ia mengakui timnya mendapatkan tekanan sejak dari sesi latihan. Sebab, ia menuntut atau menekan, agar Alfarizi dkk selalu memberikan hal yang maksimal. Walaupun hanya latihan.

“Tekanan itu sudah ada sejak setiap sesi latihan. Saya selalu tuntut kasih maksimal, tekankan ke mereka jangan hilang bola, kontrol makanan dan berat badan. Itu kan sudah bentuk tekanan,” jelasnya.

Alhasil, ketika ada tuntutan mempertahankan rekor, pemain dimintanya untuk tenang. “Bawa ke sisi positif, ke tanggung jawab. Sama halnya kalau kita keluar dari rumah, mencari kerja. Jangan sampai pulang tidak bawa apa-apa,” tambahnya.

Membawa ke sisi yang positif dari tuntutan itu salah satunya bisa ditunjukkan lewat permainan terbaik dan 100 persen. Wajar ketika masih ada tekanan atau tuntutan, yang menandakan kepedulian pihak-pihak tersebut, termasuk suporter.

Sementara itu Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso tampaknya tak peduli dengan catatan rekor Singo Edan itu. Pelatih asal Malang ini ingin timnya raih kemenangan, sekalipun bermain di kandang Singo Edan yang timnya bakal mendapat tekanan dari ribuan Aremania. Aji menegaskan, Bajul Ijo tidak ingin hanya mencari imbang, apalagi sampai kalah.

“Kedua tim ini tidak mau kalau hanya seri, tetapi ingin saling mengalahkan dan ini normal. Saya yakin Arema ingin menang. Saya pun, meski main away, ingin menang lawan Arema,” tuturnya.

Lebih lanjut, Aji  mengatakan, bahwa laga melawan Arema FC penuh rivalitas. Ia pun sudah menyampaikan ke seluruh pemainnya mengenai target yang harus didapat dalam derbi ini. “Yang saya sampaikan ke seluruh pemain, kami tahu Arema merupakan rival Persebaya. Untuk itu saya sampaikan bahwa kedua tim pasti tak mau kalah dan bahkan seri mungkin juga tidak mau,” katanya.

Kemenangan adalah target wajib Persebaya ketika bertemu rival. Menurutnya, Persebaya sebagai tim tamu pun mau mendapatkan tiga poin.  “Yang terpenting bagi saya adalah bagaimana perjuangan 90 menit menghadapi jalannya pertandingan. Itu yang saya sampaikan juga kepada pemain untuk fight sepanjang pertandingan. Dengan catatan, masih dalam batas-batas sportivitas,” tandasnya.

Hingga kemarin sore, tim Persebaya masih belum berada di Malang. Bahkan Persebaya akhirnya memutuskan tidak mengambil jatah official training (OT) di Stadion Kanjuruhan yang harusnya dijadwalkan Jumat (30/9) sore ini. Langkah itu diambil karena pertimbangan keamanan.

“Jadi ada pertimbangan dari pihak keamanan. Kalau kami main di sana, kami tidak ambil OT,” kata Sekretaris Persebaya, Ram Surahman. Sebagai gantinya, Persebaya rencananya akan menggelar latihan di Lapangan Mapolda Jatim. Itu sebagai persiapan terakhir sebelum bertolak ke Malang.

Tak diambilnya jatah latihan resmi, menurut Ram, tidak terlalu bermasalah bagi Persebaya dan hampir setiap musim sengaja tak ambil jatah latihannya. “Dalam konteks seperti ini, kami tidak punya pilihan. Artinya faktor keamanan itu memang menjadi nomor satu. Bagi tim tidak ada masalah, sama aja. Sebetulnya enggak sekarang aja kan, dari dulu juga sama,” tegasnya. (ley/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img