MALANG POSCO MEDIA – Percaturan politik memang diasumsikan dan dikesankan keras. Namun orang yang masuk dalam ranah politik tak selalu bersikap keras. Justru berpolitik harus menunjukkan sikap yang santun, ramah dan egaliter. Merangkul siapa saja, termasuk lawan politiknya. Sikap itulah yang ditunjukkan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin.
Di momen ulang tahun ke 111 Kota Malang, Wahyu-Ali (WALI) justru mendatangi dan bersilaturahmi dengan rivalnya saat Pilkada lalu. Wahyu bertemu dan berbincang gayeng dengan Abah Anton, Wali Kota Malang 2013-2018, yang juga mencalonkan dalam Pilkada Kota Malang. Bukan hanya dengan Abah Anton, Wahyu juga bersilaturahmi ke H Suyitno Wali Kota Malang 1998-2003.
Tradisi silaturahmi yang ditunjukkan Wahyu-Ali ini patut dilestarikan. Bukan hanya saat ulang tahun saja. Tapi penting bersilaturahmi dengan mantan walikota periode sebelumnya. Dengan begitu perbincangan antar Walikota dan yang pernah menjabat walikota ini selevel. Setidaknya Wahyu bisa belajar banyak dari pengalaman-pengalaman walikota sebelumnya.
Bahkan bisa digagas forum mantan walikota. Forum ini bisa dimanfaatkan untuk berdiskusi, menyerap gagasan dan memecahkan persoalan-persoalan kota yang terjadi dan butuh solusi. Forum ini penting untuk bisa mengurai persoalan-persoalan sebelumnya yang hingga kini masih belum tuntas penyelesaiannya.
Persoalan Pasar Blimbing, Pasar Induk Gadang (PIG), banjir yang selalu menghantui, serta yang terkini gagasan untuk menyediakan transportasi publik yang terintegrasi di Malang Raya. Serta persoalan-persoalan lain yang bisa jadi Walikota Wahyu belum mengetahui namun bisa saja muncul tiba-tiba dan mengagetkan banyak pihak.
Dengan adanya forum tersebut, tak akan ada lagi tudingan antar walikota saling menjatuhkan dan menjerumuskan pasca lengser dari jabatannya. Apalagi saling menyandera kasus-kasus. Dengan tradisi silaturahmi walikota dan mantan walikota sebelumnya, maka suasana guyub juga akan terjaga. Dinamika politik boleh tetap berjalan, namun fokus pengabdian kepada masyarakat menjadi hal yang utama.
Semoga tradisi silaturahmi antar walikota dan tokoh-tokoh kunci di Kota Malang terus dijaga. Semoga persoalan-persoalan yang terkatung-katung, dengan silaturahmi segera menemukan solusi. Dengan silaturahmi yang baik, jabatan walikota bisa diraih kembali.(*)