.
Friday, November 22, 2024

Jajaki Kejanggalan, Nenek Sempat Mencari Sang Cucu

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Tunggu Saksi Kunci Sembuh, Diperkirakan Dua Pekan Mendatang

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tragedi berdarah di Dusun Manggissari Desa Bocek Kecamatan Karangploso pada Selasa (7/6) lalu masih menjadi misteri. Hingga kini, polisi masih mendalami sejumlah petunjuk dan menunggu saksi kunci sang cucu yakni Syaifudin (18) pulih dari luka parah usai jalani operasi. Sejumlah kejanggalan diungkapkan dari keterangan beberapa saksi di lingkungan terdekat korban.

Sebelumnya, Wurlin, nenek 70 tahun meninggal dunia tak wajar di kediamannya. Dia mengalami luka parah akibat benturan di kepala. Sementara cucunya M. Syaifudin, ditemukan bersimbah darah dengan luka sayat dalam di leher dan perut. Udin sapaan akrabnya, dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang setelah sempat dirawat di RS Prasetya Husada Karangploso.

Kendati kondisi Udin membaik, dirinya belum bisa dimintai keterangan. Ia yang disebut saksi kunci lantaran saat kejadian ia hanya berdua bersama sang nenek Wurlin. Dokter spesialis bedah Toraks Kardiak dan Vaskuler RSSA Malang dr. Kurnia Kusuma Wardana mengatakan saat ini Udin telah lepas dari alat bantu ventilator.

“Sekarang kondisinya sudah membaik, sudah lepas alat bantu ventilator, terapi memang masih di ICU. Kalau sudah lepas ventilator artinya sadar,” kata dr. Kurnia Kusuma, Kamis (9/6).

Dikatakannya, ketika tiba di rumah sakit kondisi Udin dalam keadaan lemas akibat leher di tenggorokannya yang terluka. Beruntung, luka di leher Udin tak sampai mengenai pembuluh darah besar dan hanya mengenai saluran pernapasannya saja.

“Ada luka di leher sampai memotong saluran napasnya, kondisinya lemah. Lehernya terluka sedalam 10 sentimeter, dengan lebar 15 sentimeter, cukup dalam tapi tidak memotong pembuluh darah besar, saluran napas terpotong total. Kalau memotong pembuluh darah mungkin tidak selamat,” ungkapnya.

Selain luka di leher, perut Udin juga mengalami luka cukup parah. Kini kedua lukanya telah dilakukan operasi dan berangsur – angsur dalam masa pemulihan di ruang ICU. Operasi dilakukan pada Selasa (7/6) siang.

“Berjalan jam 11 sampai 1 siang, masuk ruang operasi jam 10 pagi, memerlukan 30 – 45 menit operasinya. Ditangani empat tim dokter. Ada dua tindakan (operasi), itu karena tenggorokan putus total, ada luka di perut, di usus, di lambung,” ucapnya. Saat ini kondisi Udin masih berada di ruangan ICU dan telah melewati masa kritis.

Mengenai kapan Udin akan bisa dimintai keterangan dan diperiksa kepolisian, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke kebijakan manajemen rumah sakit. Mengingat dari sisi medis, seharusnya melihat kondisi pasien dua minggu pasca operasi sudah berangsur – angsur membaik dan dapat bicara.

“Satu sampai dua minggu harusnya sudah bisa bicara. Ini seharusnya masa kritisnya sudah lewat, nanti bisa dipindahkan ke ruangan inap, tapi karena ada luka di perut harus puasa dulu, asupan makanannya melalui di selang infus,” pungkasnya.

Sementara, polisi tetap melakukan pengawasan penuh terhadap pemulihan saksi kunci di rumah sakit. Sampai saat ini belum ada saksi atau terduga yang diamankan. Polisi masih mendalami petunjuk dan keterangan yang diungkapkan oleh warga setempat.

Mengenai kejanggalan yang ditemukan, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengungkapkan bahwa petugas menemukan jejak darah dari dapur dan juga di kamar, serta di tempat ditemukannya Syaifudin di luar rumah. Sekitar 50 meter dari pekarangan belakang rumah. Sementara polisi memastikan bahwa Wurlin meninggal dunia karena benturan keras benda tumpul di bagian belakang kepalanya.

Ferli menerangkan, pihaknya juga tengah mencari kesesuaian antara cerita yang digali terutama tetangga lingkungan sekitar. Selain itu juga diketahui dari lingkungan sekitar bahwa keduanya kerap terjadi cekcok. Hal tersebut dibenarkan, keterangan hampir serupa juga didapati saat memeriksa delapan saksi.

“Di dalam rumah itu memang sering terjadi cekcok antara saudara W selaku nenek dan saudara MS selaku cucu. Tapi itu menjadi bagian yang perlu didalami terus. Mudah-mudahan setelah saudara MS bisa kita periksa, kita bisa segera mengungkap,” ujar Kapolres. Dikatakan, Wurlin juga sempat mencari cucunya karena tidak ada di rumah.

“Satu hari sebelumnya, saudari W pernah menyampaikan kepada salah satu tetangga. Bahwa dia mencari cucunya. Meminta kalau ketemu, menyampaikan kepada MS untuk segera kembali,” tanggapnya. Disinggung mengenai alasannya, Ferli belum berkenan menjelaskan secara gamblang. (tyo/ggs)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img