spot_img
Wednesday, May 21, 2025
spot_img

Jalur Bromo, Jalan Menyempit dan Minim Penerang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dua kejadian laka lantas yang dialami mobil penumpang wisatawan jalur Gunung Bromo dalam sepekan, ditindaklanjuti oleh sejumlah pihak guna mencegah kejadian serupa tidak terjadi. Pada Selasa (20/5) kemarin, perwakilan Paguyuban Driver Jip Malang bersama Yayasan Rumah Solusi bertemu dengan Kepala Disparbud Kabupaten Malang Purwoto di Pendopo Agung Malang.

Pertemuan itu dalam rangka membahas sosialisasi menyangkut pertolongan pertama gawat darurat (PPGD), pelatihan driver jip, pengecekan kendaraan, maupun asuransi one way one driver, dan sejumlah poin lainnya.

Sosialisasi direncanakan di Omah Semar Kecamatan Poncokusumo. Saat ini masih sedang mengatur waktu pelaksanaannya.

Hal tersebut disampaikan oleh Dwi Antok Pribadi selaku dari Yayasan Rumah Solusi yang bekerjasama dengan Paguyuban Driver Jip akses Tumpang, Malang.

“Kami juga menyampaikan kondisi jalan yang semakin menyempit dan penerangan minim,” jelas Dwi Antok kepada Malang Posco Media.

Dwi Antok mengungkapkan, sekitar sembilan titik jalan raya semakin menyempit menuju wisata Gunung Bromo akibat longsor. Titiknya di jalan raya memasuki Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo.

“Sedangkan lampu penerang akan kami kroscek lebih lanjut terkait jumlah titik jalan raya yang membutuhkan penerangan,” tambah Dwi Antok.

Kepala Dinas PU Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang Khairul Isnaidi Kusuma menegaskan, akan segera mengecek jalur arah Gunung Bromo yang minim penerangan.

“Nanti saya cek karena memang jalurnya cukup panjang. Sedangkan anggaran kami terbatas,” kata Oong, nama sapaan Kepala DPUBM Kabupaten Malang.

Sebelumnya, Kepala Disparbud Kabupaten Malang Purwoto menyatakan, mendukung sosialisasi maupun pelatihan bagi driver jip. Yang perlu diedukasi juga terkait peran driver jip saat mengantar wisatawan.

Purwoto mencontohkan, ketika sudah tiba di objek wisata, semestinya driver jip memanfaatkan waktunya untuk istirahat sambil menunggu wisatawan kembali. Namun, terkadang driver jip juga melakukan peran lain seperti sebagai fotografer untuk wisatawan.

 “Adakalanya sopir jip dimintai sebagai fotografer, mestinya tidak. Karena mereka harus menjaga keselamatan wisatawan.  Mereka harus banyak istirahat,” tambah Purwoto. (den/jon)

-Advertisement-.

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img