Wednesday, February 19, 2025

Jamu PSS Tetap di Blitar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Arema FC harus menunda hasrat untuk segera pulang ke Stadion Kanjuruhan di lanjutan BRI Liga 1 2024/2025. Pasalnya, sampai saat ini belum ada kepastian dari pihak terkait mengenai kapan Tim Singo Edan bisa menggunakan stadion tersebut karena renovasi yang belum selesai. Alhasil, minimal dalam dua laga home mendatang, yakni melawan PSS Sleman (17/2) dan PSIS Semarang (24/2), Arema FC akan tetap berkandang di Blitar dan tanpa penonton.

“Laga home tersisa di bulan Februari, Arema tetap menggunakan Stadion Soepriadi Kota Blitar sebagai homebase. Karena belum ada jawaban pasti dari pemerintah Kabupaten Malang terkait pemakaian atau sewa Stadion Kanjuruhan,” kata General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi.

-Advertisement- Pengumuman

Sebelumnya, bila melihat jadwal laga, Arema FC  sebenarnya memroyeksikan bisa main di Stadion Kanjuruhan saat melawan PSS dan PSIS. Akan tetapi apa daya, keinginan itu tidak terealisasi karena setelah asesmen dari Polda Jatim, nilai kelayakan menyelenggarakan pertandingan masih kurang. Sehingga manajemen Singo Edan harus bergerak cepat mempersiapkan laga selanjutnya tetap di Kota Blitar.

Manajemen sempat menunggu mengenai izin untuk menggelar lagi laga di Stadion Soepriadi. Namun, ada keputusan berat yang diambil. Pertandingan melawan PSS dan PSIS harus digelar tanpa penonton.

Menurut Inal, hal ini dilakukan untuk meminimalisir anggaran penyelenggaraan laga kandang. Karena jika tetap menggelar laga dengan penonton, ada dana tambahan hampir Rp 100 juta yang harus dikeluarkan klub untuk beberapa hal, misalnya pengamanan, ground handling, dan tambahan personil kepanpelan.

“Jujur ini keputusan yang terasa sangat berat. Namun, kami harus realistis. Karena ada skala prioritas yang kami gunakan terkait finansial klub. Harus ada objek dalam operasional yang diefisiensikan. Tujuannya agar manajemen tetap bisa memenuhi kewajiban lain, seperti gaji dan bonus untuk tim,” lanjutnya.

Sebenarnya, Arema FC bisa berharap dari tiket pertandingan yang menjadi salah satu sumber pemasukan. Namun, untuk saat ini jumlah pemasukan laga home dari tiket terhitung minim. Sebagai bukti, dalam tiga laga home terakhir, hanya saat menjamu Persib saja tiket terjual di atas 100 lembar. Malahan, dua laga terakhir di bawah 300 lembar tiket. Dengan rerata harga tiket Rp 150 ribu, praktis pemasukan klub tak hanya di kisaran Rp 30 juta sampai Rp 50 juta saja.

Dengan jumlah tersebut, dipastikan tidak cukup untuk menutup biaya penyelenggaraan laga kandang. Padahal, upaya memindah homebase agar lebih dekat dengan Malang sebelumnya sudah dilakukan. Musim lalu, Arema FC bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

Awalnya, manajemen berharap, saat berpindah ke Stadion Soepriadi Kota Blitar, animo Aremania jauh lebih tinggi. Tapi hal itu hanya terjadi ketika bigmatch saat melawan Persib dan Persija dengan penjualan tiket di kisaran 1000 lembar. (ley/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img